Kamis, 18 Desember 2014

Tank Armata Rusia Akan Dapatkan Roket Canggih Terbaru yang Kejutkan Musuh





Tank Armata Rusia Akan Dapatkan Roket Canggih Terbaru yang Kejutkan Musuh


CB - Amunisi senjata rudal untuk tank Armata tersebut akan melengkapi angkatan bersenjata Rusia menjelang 2017. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Kolega Komisi Industri Militer (VPK) Rusia Oleg Bochkarev.

“Kompleks senjata rudal akan muncul di angkatan bersenjata Rusia menjelang 2017,” ujar Bochkarev. Menurut Bochkarev, tank baru tersebut akan dipersenjatai oleh rudal baru dengan karakteristik terbaik yang akan mengejutkan musuh.


Bochkarev pun mengingatkan bahwa Komisi Industri Militer Rusia memiliki banyak pengalaman di bidang persenjataan roket untuk tank. Kantor berita RIA Novosti menuliskan, sebelumnya hanya tank-tank buatan Soviet saja yang dipersenjatai dengan rudal (peluru kendali).
Seperti yang diungkapkan oleh Bochkarev, Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan persyaratan baru untuk kompleks senjata roket baru tersebut, yakni peningkatan jarak tembak, keandalan, serta daya tembus pelindung baja. “Saat ini hal tersebut tengah dikerjakan oleh perindustrian militer Rusia,” ujar Wakil Ketua Kolega VPK tersebut.
“Kami tetap menggunakan kaliber rudal yang pernah ada dalam persenjataan tentara Rusia, yakni 125 mm. Itu merupakan keputusan rasional karena kami memiliki cadangan amunisi jenis tersebut dalam jumlah besar, dan untuk itu dibutuhkan perombakan sistem penyediaan material besar-besaran bila ingin mengubah kaliber rudal tersebut,” ujar Bochkarev.
Selain itu, mulai 2016 hingga 2018, pesawat tanpa awak Rusia akan memulai tugas militernya dalam angkatan bersenjata Rusia. Bochkarev menyebutkan bahwa pesawat tanpa awak buatan Rusia itu terdiri dari berbagai kelas, mulai dari pesawat pengintai hingga pesawat serbu.


“Kami memang agak terlambat dalam memulai pengembangan pesawat tanpa awak dibanding negara-negara yang lain. Kami bahkan memerlukan pesawat tanpa awak buatan asing pada tahap tertentu,” ujar Bochkarev. Akan tetapi, ia mengatakan bahwa saat ini sudah ada solusi strategis yang dibutuhkan terkait isu tersebut.


Credit RBTH Indonesia