MADIUN (CB) – Delapan arkeolog dari Balai Arkeologi
Jogjakarta berupaya menguak fakta sejarah dari situs Ngurawan di Dusun
Ngurawan, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Rabu (17/12), mereka
melakukan penggalian (ekskavasi) di dua titik.
Yakni, di pekarangan rumah Darno yang terdapat struktur bata kuno dan
situs Daton. Dua titik tersebut merupakan lokasi yang sarat temuan
benda-benda bersejarah.
’’Kami melakukan penelitian dan penggalian sejak Senin (15/12),’’ kata
Ketua Tim Penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta Heri Riswanto.
Menurut dia, ekskavasi itu merupakan tindak lanjut survei arkeologi
pada akhir Februari hingga Maret lalu di enam kecamatan di Kabupaten
Madiun. Situs Ngurawan menjadi prioritas penelitian awal karena
ditemukan banyak benda arkeologis. ”Di sini banyak sekali jenis benda
sejarah,” jelasnya.
Sebelumnya warga setempat menemukan banyak benda peninggalan sejarah
di situs Ngurawan. Misalnya, umpak, yoni, tembikar kuno, ambang pintu,
panel relief, hingga jobong sumuran. Di wilayah tersebut juga terdapat arca Nandi (lembu), arca Dewi Parwati, jaladuwara (saluran
air), dan miniatur candi. Beberapa benda sejarah itu terdapat di rumah
Saiful Huda, juru pelihara (jupel) cagar budaya Ngurawan.
Heri menyebut, penggalian akan dilakukan hingga Sabtu (20/12).
Pihaknya berupaya mencari benda-benda sejarah yang ditengarai terkubur
di dua lokasi itu. Kemarin para penggali mendapat temuan berupa bangunan
hidrolik (air) dan artefaktual. ’’Bangunan hidrolik tersebut kita
temukan di pekarangan rumah Pak Darno. Kalau artefaktual, seperti
pecahan tembikar, kita temukan di situs Daton,’’ terangnya.
Dia mengungkapkan, benda sejarah, khususnya pecahan tembikar, itu
serupa dengan hasil temuan di Bondowoso. Benda sejarah dari tanah liat
yang biasa digunakan untuk wadah air tersebut memiliki corak berias.
Terdapat ukiran batik di sepanjang bagiannya. Benda itu biasanya dipakai
di era Majapahit. ’’Artefak seperti itu banyak ditemukan di wilayah
seperti Mojokerto dan Trenggalek,’’ ungkapnya.
Heri belum mau menyimpulkan temuan sejarah tersebut. Juga, mengaitkan
dengan kisah bahwa wilayah Ngurawan pernah menjadi pusat Kerajaan
Gelang-Gelang pada masa lalu. Pihaknya akan melakukan penelitian
lanjutan. ’’Kami akan bawa semua temuan itu ke kantor (Jogjakarta, Red).
Kami berharap ada penelitian lanjutan sehingga bisa terkuak fakta
sejarahnya,’’ imbuh dia.
Saat ini benda sejarah hasil penggalian untuk sementara disimpan di
rumah Saiful Huda. Setelah diteliti, benda tersebut dikembalikan ke
pemerintah setempat.Credit KaltimPost