Kamis, 18 Desember 2014

Arkeolog Ekskavasi Situs Ngurawan


MADIUN (CB) – Delapan arkeolog dari Balai Arkeologi Jogjakarta berupaya menguak fakta sejarah dari situs Ngurawan di Dusun Ngurawan, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Rabu (17/12), mereka melakukan penggalian (ekskavasi) di dua titik.
Yakni, di pekarangan rumah Darno yang terdapat struktur bata kuno dan situs Daton. Dua titik tersebut merupakan lokasi yang sarat temuan benda-benda bersejarah.
’’Kami melakukan penelitian dan penggalian sejak Senin (15/12),’’ kata Ketua Tim Penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta Heri Riswanto.
Menurut dia, ekskavasi itu merupakan tindak lanjut survei arkeologi pada akhir Februari hingga Maret lalu di enam kecamatan di Kabupaten Madiun. Situs Ngurawan menjadi prioritas penelitian awal karena ditemukan banyak benda arkeologis. ”Di sini banyak sekali jenis benda sejarah,” jelasnya.
Sebelumnya warga setempat menemukan banyak benda peninggalan sejarah di situs Ngurawan. Misalnya, umpak, yoni, tembikar kuno, ambang pintu, panel relief, hingga jobong sumuran. Di wilayah tersebut juga terdapat arca Nandi (lembu), arca Dewi Parwati, jaladuwara (saluran air), dan miniatur candi. Beberapa benda sejarah itu terdapat di rumah Saiful Huda, juru pelihara (jupel) cagar budaya Ngurawan.
Heri menyebut, penggalian akan dilakukan hingga Sabtu (20/12). Pihaknya berupaya mencari benda-benda sejarah yang ditengarai terkubur di dua lokasi itu. Kemarin para penggali mendapat temuan berupa bangunan hidrolik (air) dan artefaktual. ’’Bangunan hidrolik tersebut kita temukan di pekarangan rumah Pak Darno. Kalau artefaktual, seperti pecahan tembikar, kita temukan di situs Daton,’’ terangnya.
Dia mengungkapkan, benda sejarah, khususnya pecahan tembikar, itu serupa dengan hasil temuan di Bondowoso. Benda sejarah dari tanah liat yang biasa digunakan untuk wadah air tersebut memiliki corak berias. Terdapat ukiran batik di sepanjang bagiannya. Benda itu biasanya dipakai di era Majapahit. ’’Artefak seperti itu banyak ditemukan di wilayah seperti Mojokerto dan Trenggalek,’’ ungkapnya.
Heri belum mau menyimpulkan temuan sejarah tersebut. Juga, mengaitkan dengan kisah bahwa wilayah Ngurawan pernah menjadi pusat Kerajaan Gelang-Gelang pada masa lalu. Pihaknya akan melakukan penelitian lanjutan. ’’Kami akan bawa semua temuan itu ke kantor (Jogjakarta, Red). Kami berharap ada penelitian lanjutan sehingga bisa terkuak fakta sejarahnya,’’ imbuh dia.
Saat ini benda sejarah hasil penggalian untuk sementara disimpan di rumah Saiful Huda. Setelah diteliti, benda tersebut dikembalikan ke pemerintah setempat.



Credit KaltimPost