Rabu, 10 Desember 2014

Curiga Milik Rusia, 5 Pesawat NATO Buru Kapal Selam Asing

Curiga Milik Rusia, 5 Pesawat NATO Buru Kapal Selam Asing
Kapal selam Inggris ikut berburu kapal selam asing misterius bersama lima pesawat NATO. | (AP)



LONDON (CB) - Inggris telah meminta sekutu-sekutu NATO untuk mengerahkan pesawat-pesawatnya untuk memburu kapal selam asing misterius.

Negara-negara Eropa, termasuk Swedia pernah mencurigai Rusia sebagai pemilik kapal miterius itu. Lima pesawat dari empat negara sekutu NATO telah patroli di atas wilayah maritim Eropa untuk memburu kapal selam asing itu.

Pesawat-pesawat NATO yang terlibat dalam perburuan kapal selam asing itu antara lain berasal dari Prancis, Kanada, Amerika Serikat (AS) serta Inggris. Operasi perburuan itu dimulai sejak 26 November 2014 dan berlanjut hingga Minggu pertama Desember 2014.

Kementerian Pertahanan (MoD) Inggris menegaskan, bahwa pihaknya telah menerima bantuan dari sekutu NATO. Namun, hasil perburuan kapal selam misterius itu belum diketahui.

"Mitra NATO telah memberikan bantuan untuk pengoperasian patroli maritim untuk jangka waktu terbatas. Kami tidak membahas detail dari operasi maritim ini,” bunyi pernyataan MoD.

Angkatan Udara Kanada, juga membenarkan bantuan pesawat untuk memburu kapal selam misterius tersebut. ”Setelah permintaan bantuan dari Inggris, Angkatan Bersenjata Kanada mengerahkan satu unit pesawat Aurora CP-140 ke RAF Lossiemouth untuk waktu yang terbatas,” bunyi pernyataan Angkatan Udara Kanada, seperti dikutip Daily Mail, Rabu (10/12/2014).

Kementerian Pertahanan Inggris menambahkan, insiden munculnya kapal selam misterius di wilayah maritim Inggris terjadi hanya beberapa minggu setelah kapal selam itu mendekati wilayah territorial Swedia. Militer Swedia yang sempat memburu kapal selam tersebut yang semula curiga bahwa kapal itu milik Rusia.

Juru bicara Partai Nasional Skotlandia,Angus Robertson, mengecam kemampuan maritim Inggris yang “kebobolan” kapal selam asing. ”Ini sangat memalukan bagi Inggris,” katanya. ”Ini bukan pertama kalinya mereka (militer Inggris) harus bergantung pada niat baik dari sekutu untuk mengisi kesenjangan ini.”



Credit SINDOnews