
Pemimpin negara Teluk Arab berbincang
sebelum KTT Dewan Kerjasama Teluk di Riyadh, Senin (19/12). (dari kiri)
Raja Arab Saudi Abdullah, Sheikh Kuwait Sabah al-Ahmad al-Sabah, Amir
Sheikh Qatar Hamad bin Khalifa al-Thani, Sultan Qaboos bin Saiid dari
Oman, Sheikh Dubai Mohammed bin Rashid al-Makhtoun, Raja Bahrain Hamad
bin Isa al-Khalifa dan Pangeran Saudi Mushal. (FOTO ANTARA/REUTERS/Saudi
Pres)
Kairo (CB) - Temu puncak mendatang Dewan Kerjasama Teluk
(GCC), yang akan diadakan di Riyadh pada bulan depan, dapat menjadi
peluang untuk mengakhiri keretakan kelompok itu, kata wakil menteri luar
negeri Kuwait seperti dikutip kantor berita negara KUNA.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan anggota bukan GCC, Mesir, memberlakukan hukuman terhadap anggota GCC, Qatar. Mereka menuduh negara itu mendukung pesaing kawasan mereka, Iran, dan mendukung terorisme.
Pada temu puncak GCC tahun lalu, yang diadakan di Kuwait, Arab Saudi, UAE dan Bahrain mengirim menteri atau wakil perdana menteri, bukan kepala negara.
Wakil menteri luar negeri Kuwait, Khalid al-Jarallah, menyatakan yakin bahwa pertemuan puncak tahun ini akan dihadiri perwakilan tingkat tinggi dari semua negara anggota.
"Temu puncak itu adalah kilasan harapan untuk menghidupkan kembali upaya mengatasi perselisihan, yang sudah lama," kata al-Jarallah.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan anggota bukan GCC, Mesir, memberlakukan hukuman terhadap anggota GCC, Qatar. Mereka menuduh negara itu mendukung pesaing kawasan mereka, Iran, dan mendukung terorisme.
Pada temu puncak GCC tahun lalu, yang diadakan di Kuwait, Arab Saudi, UAE dan Bahrain mengirim menteri atau wakil perdana menteri, bukan kepala negara.
Wakil menteri luar negeri Kuwait, Khalid al-Jarallah, menyatakan yakin bahwa pertemuan puncak tahun ini akan dihadiri perwakilan tingkat tinggi dari semua negara anggota.
"Temu puncak itu adalah kilasan harapan untuk menghidupkan kembali upaya mengatasi perselisihan, yang sudah lama," kata al-Jarallah.
Credit antaranews.com