Turki dan Rusia sudah membuat perjanjian zona demiliterisasi di Idlib
CB,
BEIRUT -- Lembaga Non-Pemerintah Observatorium Hak Asasi Manusia di
Suriah (SOHR) menyatakan kelompok pemberontak Failaq al-Shan sudah
mulai menarik pasukan mereka dari Idlib, Suriah. Di satu-satunya wilayah
yang masih dikuasai pemberontak tersebut kelompok militan bersenjata
juga sudah menarik persenjataan berat mereka dari sana.
Kepala perwakilan SOHR di London Rami Abdulrahman mengatakan
penarikan pasukan ini setelah ada perjanjian gencatan senjata yang
didorong oleh perjanjian demiliterisasi dua negara sekutu pemerintah
Bashar al-Assad, yakni Rusia dan Turki. Kedua negara tersebut membantu
pemerintah Assad memberantas teroris di Suriah.
"Kelompok
(pemberontak) sudah menarik pasukan dan persenjataan berat di
perkumpulan kecil di sebelah selatan pinggiran Aleppo, yang berdekatan
dengan Provinsi Idlib, yang masih masuk bagian daerah demiliterisasi,"
kata Abdulrahamn, Ahad (30/9).
Daerah demiliterisasi ini
akan memiliki sejauh 15 sampai 20 km dari garis zona pertempuran antara
pemberontak dengan pasukan pemerintah. Wilayah demileterisasi ini akan
diawasi oleh pasukan Turki dan Rusia.
Pada pertengahan
bulan September lalu Turki dan Rusia sudah membuat perjanjian zona
demiliterisasi di Idlib. Perjanjian ini meminta pemberontak untuk
menarik pasukan mereka pada pertengahan Oktober.
Pasukan
pemberontak terbesar di Suriah saat ini, Tahrir al-Sham belum
mengumumkan keputusan mereka untuk menyetujui perjanjian tersebut.
Sementara Failaq al-Sham yang menjadi kelompok pemberontak ketiga
terbesar sudah menarik pasukan mereka.
Pasukan Turki dan
Rusia akan berpatroli di Idlib. Lebih dari tiga juta orang yang tinggal
di Idlib, setengahnya sudah mengungsi karena perang yang berlangsung di
sana. Pekan lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan
kesepakatan Rusia dan Turki memberlakukan demiliterisasi Idlib, Suriah
sebagai langkah yang diperlukan.
Menurut Lavrov langkah
ini diperlukan untuk menurunkan tensi ketegangan di Idlib. Mencegah
penembakan terhadap pasukan Suriah dan pangkalan militer Rusia di
Hymeymim.
Lavrov mengatakan Kelompok teroris Nusra harus
meninggalkan zona demiliterisasi pada pertengahan Oktober. "Seluruh
senjata berat harus disingkirkan dari sana," tambah Lavrov.