Senin, 10 September 2018

Turki, Iran dan Rusia Gagal Sepakati Gencatan Senjata Idlib


Turki, Iran dan Rusia Gagal Sepakati Gencatan Senjata Idlib
Warga Idlib bangun bunker hadapi serangan pemerintahan Suriah dan sekutunya. (REUTERS/Khalil Ashawi)


Jakarta, CB -- Turki, Iran, dan Rusia gagal menyetujui gencatan senjata pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) membahas serangan Suriah di provinsi Idlib yang digelar di Taheran, Jumat (7/9).

Idlib saat ini masih dikuasai pemberontak anti Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya mewanti-wanti akan ada bencana kemanusiaan yang melibatkan puluhan ribu warga sipil jika serangan tetap dilakukan.

Saat memberikan sambutan, Presiden Recey Tayyip Erdogan meminta agar dilakukan gencatan senjata atas rencana serangan besar-besaran yang akan dilakukan Suriah yang dibantu Rusia dan Iran pada Jumat (7/9) ini.


"Gencatan senjata adalah kemenangan untuk KTT ini, kata Erdogan seperti dikutip Reuters.



Dalam KTT tersebut ketiga negara menyetujui bahwa tidak mungkin ada solusi militer untuk konflik di Suriah dan hanya bisa berakhir melalui proses negosiasi politik.

Erdogan mengaku takut pembantaian Idlib akan membuat negaranya kewalahan menampung pengungsi yang membanjiri perbatasannya.


Turki, Iran dan Rusia Gagal Sepakati Gencatan Senjata Idlib
Erdogan kewalahan tampung pengungsi Suriah. (REUTERS/Umit Bektas)


Turki, kata dia, telah menerima 3,5 juta pengungsi dari Suriah sejak dimulainya perang pada tahun 2011.

"Serangan yang takan dilakukan akan menghasilkan bencana, pembantaian dan drama kemanusiaan. Jutaan orang akan datang ke perbatasan Turki karena mereka tidak punya tempat tujuan," tegas Erdogan.


Diketahui, perang saudara selama tujuh tahun yang yang terjadi di Suriah telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dan memaksa 11 juta orang mengungsi.

Namun, seruan gencatan senjata Erdogan tidak diindahkan Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Rusia Vladimir Putin.



Turki, Iran dan Rusia Gagal Sepakati Gencatan Senjata Idlib
Putin menegaskan gencatan senjata akan sia-sia di Idlib. (Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS)


Putin mengatakan gencatan senjata akan sia-sia karena tidak akan melibatkan kelompok militan atau pemberontak yang dia anggap teroris.

"Faktanya adalah bahwa tidak ada perwakilan dari oposisi bersenjata di sekitar meja ini. Dan lebih lagi, tidak ada perwakilan dari Jabhat al-Nusra atau ISIS atau tentara Suriah," kata Putin.


Senada dengan Putin, Rouhani mengatakan Suriah harus mendapatkan kembali kendali atas semua wilayahnya. Dia menambahkan pertempuran di Suriah akan berlanjut sampai pemberontak diusir dari dalam Suriah, terutama di Idlib.

"Perang melawan terorisme di Idlib adalah bagian tak terpisahkan dari misi untuk mengembalikan perdamaian dan stabilitas ke Suriah, tetapi perang ini tidak boleh merugikan warga sipil dan kebijakan 'bumi hangus'," kata Rouhani.



Turki, Iran dan Rusia Gagal Sepakati Gencatan Senjata Idlib
Rouhani meminta agar Idlib kembali ke pangkuan pemerintahan Assad. (REUTERS/Faisal Mahmood)


Idlib adalah satu-satunya wilayah yang masih dikuasai kubu pemberontak. Sementara Rusia dan Iran telah membantu Assad mengubah arah perang melawan berbagai musuh mulai dari pemberontak yang didukung Barat hingga militan Islam. Sementara Turki adalah pendukung oposisi terkemuka dan memiliki pasukan di negara itu.






Credit  cnnindonesia.com