MOSKOW
- Rusia kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam serangan
dengan menggunakan racun syaraf, novichok, terhadap Sergei Skripal dan
putrinya Yulia. Ini merupakan atas pernyataan yang dilontarkan
pemerintah Inggris, setelah London merilis dua nama pelaku serangan
skripal.
Inggris mendakwa dua warga Rusia secara in absentia, atau tanpa kehadiran kedua orang itu, atas serangan terhadap Skripal dan putrinya. London lalu menyebut, kedua warga Rusia, yang diketahui bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov adalah agen mata-mata Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menegaskan bahwa badan intelijen Moskow, dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi sama sekali tidak terlibat dalam serangan terhadap mantan mata-mata Rusia itu.
"Kami lagi-lagi mengatakan bahwa baik pimpinan atas, maupun pimpinan peringkatnya lebih rendah atau perwakilan resmi u tidak ada hubungannya dengan peristiwa di Salisbury," kata Peskov, merujuk pada lokasi serangan Skripal.
"Setiap saran atau tuduhan semacam itu, saya ulangi, tidak dapat diterima," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (6/9).
Kasus serangan racun itu sendiri telah memicu krisis diplomatik Rusia dengan negara-negara Barat dengan saling mengusir sejumlah besar diplomat. Amerika Serikat (AS) juga memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas insiden itu.
Inggris mendakwa dua warga Rusia secara in absentia, atau tanpa kehadiran kedua orang itu, atas serangan terhadap Skripal dan putrinya. London lalu menyebut, kedua warga Rusia, yang diketahui bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov adalah agen mata-mata Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menegaskan bahwa badan intelijen Moskow, dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi sama sekali tidak terlibat dalam serangan terhadap mantan mata-mata Rusia itu.
"Kami lagi-lagi mengatakan bahwa baik pimpinan atas, maupun pimpinan peringkatnya lebih rendah atau perwakilan resmi u tidak ada hubungannya dengan peristiwa di Salisbury," kata Peskov, merujuk pada lokasi serangan Skripal.
"Setiap saran atau tuduhan semacam itu, saya ulangi, tidak dapat diterima," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (6/9).
Kasus serangan racun itu sendiri telah memicu krisis diplomatik Rusia dengan negara-negara Barat dengan saling mengusir sejumlah besar diplomat. Amerika Serikat (AS) juga memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas insiden itu.
Credit sindonews.com