IDLIB
- Seorang pejabat pemberontak Suriah mengatakan bahwa kesepakatan
antara Rusia dan Turki untuk menciptakan zona penyangga di Idlib telah
mengakhiri harapan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mendapatkan
kembali kontrol penuh atas negaranya.
"Kesepakatan Idlib menjaga kehidupan warga sipil dan serangan langsung mereka oleh rezim. Ini mengubur mimpi-mimpi Dia untuk memaksakan kontrol penuh atas Suriah," kata pejabat Pasukan Pembebasan Suriah (FSA), Mustafa Sejari.
Sejari kemudian mengatakan, kesepakatan yang dicapai di Sochi pada hari Senin antara Presiden Turki Tayyib Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyebabkan kontrol de facto oleh oposisi atas wilayah itu, yang akan menjadi batu loncatan untuk transisi politik yang mengakhiri kekuasaan "otoriter" Assad.
"Daerah ini akan tetap berada di tangan FSA dan akan memaksa rezim dan pendukungnya untuk memulai proses politik yang serius yang mengarah ke transisi nyata yang mengakhiri kekuasaan Assad," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Selasa (18/9).
Sebelumnya diwartakan, Putin menyatakan Rusia dan Turki telah menyetujui zona demiliterisasi antara gerilyawan dan pasukan pemerintah di Idlib milik Suriah. Zona ini nantinya akan dipatroli oleh unit militer Turki dan Rusia.
"Kami telah setuju untuk membuat zona demiliterisasi antara pasukan pemerintah dan militan sebelum 15 Oktober. Zona ini lebarnya 15-20km, dengan penarikan penuh militan garis keras dari sana, termasuk Jabhat Al-Nusra,” ucap Putin.
"Kesepakatan Idlib menjaga kehidupan warga sipil dan serangan langsung mereka oleh rezim. Ini mengubur mimpi-mimpi Dia untuk memaksakan kontrol penuh atas Suriah," kata pejabat Pasukan Pembebasan Suriah (FSA), Mustafa Sejari.
Sejari kemudian mengatakan, kesepakatan yang dicapai di Sochi pada hari Senin antara Presiden Turki Tayyib Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyebabkan kontrol de facto oleh oposisi atas wilayah itu, yang akan menjadi batu loncatan untuk transisi politik yang mengakhiri kekuasaan "otoriter" Assad.
"Daerah ini akan tetap berada di tangan FSA dan akan memaksa rezim dan pendukungnya untuk memulai proses politik yang serius yang mengarah ke transisi nyata yang mengakhiri kekuasaan Assad," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Selasa (18/9).
Sebelumnya diwartakan, Putin menyatakan Rusia dan Turki telah menyetujui zona demiliterisasi antara gerilyawan dan pasukan pemerintah di Idlib milik Suriah. Zona ini nantinya akan dipatroli oleh unit militer Turki dan Rusia.
"Kami telah setuju untuk membuat zona demiliterisasi antara pasukan pemerintah dan militan sebelum 15 Oktober. Zona ini lebarnya 15-20km, dengan penarikan penuh militan garis keras dari sana, termasuk Jabhat Al-Nusra,” ucap Putin.
Credit sindonews.com