Pulau sengketa di Laut China Timur. (Reuters/Kyodo/File Photo)
Mengutip South China Morning Post, Onodera mengatakan China secara sepihak telah meningkatkan aktivitas militernya termasuk melakukan operasi udara dan menjalankan kapal selam nuklir sejak tahun lalu.
"China dengan cepat meningkatkan kekuatan militernya," kata dia pada pertemuan tahunan para petinggi Pasukan Bela Diri Jepang, Senin (3/9).
Padahal kedua negara diketahui sedang berupaya untuk meningkatkan hubungan diplomatik. Dirinya akan mengunjungi China, yang merupakan mitra dagang terbesar Jepang, bersama dengan Perdana Menteri, Shinzo Abe pada bulan depan.
Dalam berbagai kesempatan, Abe mengambil posisi tegas atas klaim Jepang terhadap pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur. Kondisi ini disebut memperparah ketegangan dengan China.
Jepang juga menyerukan China untuk menekan Korea Utara agar menghentikan program nuklir dan rudalnya. Para pebisnis Jepang juga menyuarakan keinginan untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan China untuk meningkatkan perdagangan.
Onodera mengatakan Rusia juga melenturkan kekuatan militernya untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.
"Moskow berencana untuk mengadakan latihan terbesar sejak era Perang Dingin dan membawa senjata-senjata kuat, termasuk rudal darat ke kepulauan Kuril Selatan yang disengketakan," katanya.
"Kami melihat gerakan untuk kembali mendorong kegiatan militernya di Timur Jauh," kata dia menambahkan.
Onodera juga menekankan bahwa Korea Utara terus menimbulkan ancaman serius bagi Jepang, meskipun diplomasi internasional terus dilakukan dalam upaya meyakinkan Pyongyang untuk melakukan denuklirisasi.
Credit cnnindonesia.com