UNRWA tengah mengalami krisis karena AS menghentikan bantuan pendanaan.
CB,
JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengajak komunitas internasional untuk
terus memberikan bantuan finansial kepada Badan PBB untuk Pengungsi
Palestina (UNRWA). Saat ini, UNRWA sedang mengalami krisis pendanaan
setelah Amerika Serikat (AS) menghentikan kontribusinya untuk lembaga
tersebut.
"Kita mengajak komunitas internasional untuk terus memberikan bantuan
kepada UNRWA, sehingga walaupun saat ini UNRWA menghadapi kekurangan
dana, tapi program-programnya yang penting dapat terus dilaksanakan,"
kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir pada
Kamis (6/9).
Arrmanatha mengungkapkan, pada Agustus lalu,
Indonesia telah menyumbangkan dana sebesar 200 ribu dolar AS untuk
UNRWA. "Saat ini Indonesia juga terus bekerja sama dengan berbagai
pemangku kepentingan di dalam negeri, baik itu lembaga swadaya
masyarakat atau dermawan, untuk bisa memberikan bantuan kepada
Palestina, termasuk mereka yang pengungsi," ujarnya.
Pada
Jumat pekan lalu, AS mengumumkan akan menghentikan pendanaan untuk
UNRWA. "Pemerintah telah secara hati-hati meninjau masalah ini dan
memutuskan bahwa AS tidak akan memberikan kontribusi tambahan kepada
UNRWA," kata Departemen Luar Negeri AS.
"Ketika kami
membuat kontribusi sebesar 60 juta dolar AS pada Januari, kami
menegaskan AS tidak lagi bersedia menanggung bagian yang sangat tidak
proporsional dari beban biaya UNRWA yang telah kami asumsikan selama
bertahun-tahun," ujar Departemen Luar Negeri AS menambahkan dalam
pernyataannya.
Keputusan AS menghentikan pendanaan bagi
UNRWA diyakini akan mengancam keberlangsungan program-program lembaga
tersebut. Sebab AS merupakan pendonor terbesar bagi UNRWA dengan dana
yang disumbangkan rata-rata mencapai 300 juta dolar AS setiap tahunnya.
Uni
Eropa dan beberapa negara dunia, seperti Jerman, Jepang, serta Irlandia
telah menyatakan siap mempertahankan UNRWA dengan menyokong dana yang
lebih besar guna menutupi defisit anggaran. "Uni Eropa berkomitmen untuk
mengamankan kelanjutan dan keberlanjutan kerja lembaga itu (UNRWA) yang
vital bagi stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut," kata Uni Eropa
dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pekan lalu.
Dalam
beberapa tahun terakhir, Uni Eropa telah menjadi penyumbang terbesar
kedua bagi UNRWA setelah AS. Pada 2017, Uni Eropa menjanjikan lebih dari
142 juta dolar AS untuk lembaga yang bertugas melayani dan memenuhi
kebutuhan dasar pengungsi Palestina tersebut.