CB, Jakarta - Saat mengunjungi museum peringatan Holocaust di Israel, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte,
menyatakan Adolf Hitler adalah orang gila. Pernyataan ini berbanding
terbalik dengan pernyataannya sebelumnya yang menyamakan dirinya dengan
Hitler.
Dilaporkan Time.com, 5 September 2018, Rodrigo Duterte, yang tengah melakukan kunjungan pertamanya ke Israel, menyesali genosida 6 juta orang Yahudi selama Perang Dunia II saat ia melakukan tur ke Yad Vashem.
Sebelumnya Duterte pernah menyatakan dirinya dengan Hitler dengan membandingkan pemusnahan pengedar narkoba seperti pembunuhan Nazi terhadap orang Yahudi.
Presiden Rodrigo Duterte di Museum Peringatan Holocaust Yad Vashem, Israel. [Times of Israel]
Dua tahun lalu, dia memicu kontroversi ketika dia mengatakan dia senang oleh kritikus yang memanggilnya "sepupu Hitler" karena dia sangat senang membantai jutaan pengguna narkoba. Duterte kemudian meminta maaf atas pernyataannya, setelah dikritik tidak pantas dan sangat menyinggung.
"Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana menyaksikan seorang manusia pergi ke tempat pembantaian, membunuh lelaki tua, perempuan, pria, anak-anak dan ibu," kata Duterte.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga dikritik karena merangkul Duterte, yang juga menyebut Presiden Donald Trump seorang teman. Surat kabar Israel Haaretz menuduh Netanyahu mengabaikan pelanggaran HAM Duterte demi peluang untuk kesepakatan senjata dan kontrak pertahanan.Sementara dalam sebuah pertemuan dengan Duterte, Presiden Israel, Reuven Rivlin, mengingatkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bahwa Adolf Hitler sebagai "iblis di muka bumi".
"Kami ingin Anda tahu bahwa tidak hanya orang-orang Yahudi tetapi orang-orang merdeka pada waktu itu, semua yang memiliki kemanusiaan, menganggap bahwa pemimpin Nazi, orang-orang Nazi, dna Hitler adalah jelmaan iblis. Dia adalah iblis di muka Bumi," kata Rivlin kepada Duterte, seperti dikutip dari Rappler.
Museum Yad Vashem [www.yadvashem.org]
Rivlin juga menceritakan tentang peristiwa Holocaust kepada Duterte setelah mengunjungi Museum Holocaust.
"Mungkin Anda telah menyadari perasaan ketika Anda mengunjungi museum Yad Vashem di Yerusalem, untuk benar-benar merasakan atmosfer dan merasakan semua orang yang menjadi bagian dari bencana yang terjadi di dunia antara 1939 dan 1945," kata Rivlin.
Ketika Rodrigo Duterte dan Rivlin bertemu, para pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman Presiden yang menyampaikan slogan berbunyi "Hentikan pembunuhan!" dan "Hentikan genosida".
Kunjungan pertama Rodrigo Duterte ke Israel menimbulkan kontroversial. Duterte yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tanah suci Yerusalem juga menyebabkan kemarahan di antara beberapa orang Yahudi, surat kabar, anggota parlemen, pendukung hak asasi manusia dan pengusaha Israel.
Dilaporkan Time.com, 5 September 2018, Rodrigo Duterte, yang tengah melakukan kunjungan pertamanya ke Israel, menyesali genosida 6 juta orang Yahudi selama Perang Dunia II saat ia melakukan tur ke Yad Vashem.
Sebelumnya Duterte pernah menyatakan dirinya dengan Hitler dengan membandingkan pemusnahan pengedar narkoba seperti pembunuhan Nazi terhadap orang Yahudi.
Presiden Rodrigo Duterte di Museum Peringatan Holocaust Yad Vashem, Israel. [Times of Israel]
Dua tahun lalu, dia memicu kontroversi ketika dia mengatakan dia senang oleh kritikus yang memanggilnya "sepupu Hitler" karena dia sangat senang membantai jutaan pengguna narkoba. Duterte kemudian meminta maaf atas pernyataannya, setelah dikritik tidak pantas dan sangat menyinggung.
"Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana menyaksikan seorang manusia pergi ke tempat pembantaian, membunuh lelaki tua, perempuan, pria, anak-anak dan ibu," kata Duterte.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga dikritik karena merangkul Duterte, yang juga menyebut Presiden Donald Trump seorang teman. Surat kabar Israel Haaretz menuduh Netanyahu mengabaikan pelanggaran HAM Duterte demi peluang untuk kesepakatan senjata dan kontrak pertahanan.Sementara dalam sebuah pertemuan dengan Duterte, Presiden Israel, Reuven Rivlin, mengingatkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bahwa Adolf Hitler sebagai "iblis di muka bumi".
"Kami ingin Anda tahu bahwa tidak hanya orang-orang Yahudi tetapi orang-orang merdeka pada waktu itu, semua yang memiliki kemanusiaan, menganggap bahwa pemimpin Nazi, orang-orang Nazi, dna Hitler adalah jelmaan iblis. Dia adalah iblis di muka Bumi," kata Rivlin kepada Duterte, seperti dikutip dari Rappler.
Museum Yad Vashem [www.yadvashem.org]
Rivlin juga menceritakan tentang peristiwa Holocaust kepada Duterte setelah mengunjungi Museum Holocaust.
"Mungkin Anda telah menyadari perasaan ketika Anda mengunjungi museum Yad Vashem di Yerusalem, untuk benar-benar merasakan atmosfer dan merasakan semua orang yang menjadi bagian dari bencana yang terjadi di dunia antara 1939 dan 1945," kata Rivlin.
Ketika Rodrigo Duterte dan Rivlin bertemu, para pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman Presiden yang menyampaikan slogan berbunyi "Hentikan pembunuhan!" dan "Hentikan genosida".
Kunjungan pertama Rodrigo Duterte ke Israel menimbulkan kontroversial. Duterte yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tanah suci Yerusalem juga menyebabkan kemarahan di antara beberapa orang Yahudi, surat kabar, anggota parlemen, pendukung hak asasi manusia dan pengusaha Israel.
Credit tempo.co