CB, Washington – Angkatan Udara Amerika Serikat memperkirakan biaya untuk membangun Angkatan Luar Angkasa bakal mencapai sekitar US$13 miliar atau sekitar Rp193 triliun dalam lima tahun pertama.
Pasukan Luar Angkasa merupakan gagasan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang bertujuan untuk melindungi berbagai aset militer AS dan sipil di luar angkasa seperti satelit hingga membangun koloni di planet lain seperti Mars.
“Besaran angka ini tercantum dalam memo di Angkatan Udara Amerika Serikat, yang menggaris-bawahi organisasi terfokus pada kemampuan superioritas luar angkasa,” begitu dilansir Reuters, Senin, 17 September 2018.
Pemerintahan Trump mengumumkan rencana ambisius ini pada Agustus 2018. Trump menginginkan ada Angkatan Luar Angkasa yang operasional pada 2020. Saat ini, AS sebenarnya telah memiliki Komando Luar Angkasa atau Space Command, yang bernaung di bawah Angkatan Udara.
Memo yang ditulis Sekretaris Angkatan Udara, Heather Wilson, ini berisi perkiraan Angkatan Luar Angkasa bakal memiliki 13 ribu orang termasuk pasukan di bawah naungan Departemen Luar Angkasa ini.
Wilson memperkirakan angkatan baru ini bakal membutuhkan dana tidak kurang US$3 miliar atau sekitar Rp45 triliun pada tahun pertama pembentukannya. Dana sebesar US$10 miliar atau sekitar Rp150 miliar untuk kebutuhan empat tahun berikutnya.
Menurut Boston Globe, pemerintah AS dan Pentagon menjajaki pemasangan jaringan satelit supercanggih yang berfungsi sebagai laser (particle beam system) terkait pembentukan Angkatan Luar Angkasa.
Senjata laser berbentuk satelit ini bakal dipasang untuk mengantisipasi serangan rudal musuh. Perusahaan manufaktur teknologi senjata, Raytheon, bakal dilibatkan untuk pembuatan satelit laser ini. Angkatan Luar Angkasa bakal bertugas mengelola dan mengendalikan senjata ini.
Pasukan Luar Angkasa merupakan gagasan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang bertujuan untuk melindungi berbagai aset militer AS dan sipil di luar angkasa seperti satelit hingga membangun koloni di planet lain seperti Mars.
“Besaran angka ini tercantum dalam memo di Angkatan Udara Amerika Serikat, yang menggaris-bawahi organisasi terfokus pada kemampuan superioritas luar angkasa,” begitu dilansir Reuters, Senin, 17 September 2018.
Pemerintahan Trump mengumumkan rencana ambisius ini pada Agustus 2018. Trump menginginkan ada Angkatan Luar Angkasa yang operasional pada 2020. Saat ini, AS sebenarnya telah memiliki Komando Luar Angkasa atau Space Command, yang bernaung di bawah Angkatan Udara.
Memo yang ditulis Sekretaris Angkatan Udara, Heather Wilson, ini berisi perkiraan Angkatan Luar Angkasa bakal memiliki 13 ribu orang termasuk pasukan di bawah naungan Departemen Luar Angkasa ini.
Wilson memperkirakan angkatan baru ini bakal membutuhkan dana tidak kurang US$3 miliar atau sekitar Rp45 triliun pada tahun pertama pembentukannya. Dana sebesar US$10 miliar atau sekitar Rp150 miliar untuk kebutuhan empat tahun berikutnya.
Menurut Boston Globe, pemerintah AS dan Pentagon menjajaki pemasangan jaringan satelit supercanggih yang berfungsi sebagai laser (particle beam system) terkait pembentukan Angkatan Luar Angkasa.
Senjata laser berbentuk satelit ini bakal dipasang untuk mengantisipasi serangan rudal musuh. Perusahaan manufaktur teknologi senjata, Raytheon, bakal dilibatkan untuk pembuatan satelit laser ini. Angkatan Luar Angkasa bakal bertugas mengelola dan mengendalikan senjata ini.
Credit tempo.co