PBB mendesak Pemerintah Sri Lanka untuk segera memproses hukum pelaku kekerasan.
CB,
KOLOMBO -- Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan
kunjungan ke Sri Lanka. Selama kunjungannya, Wakil Sekretaris Jenderal
Urusan Politik PBB Jeffrey Feltman mengutuk serangkaian serangan
anti-Muslim di Sri Lanka, termasuk pembakaran masjid dan toko milik Muslim.
Dilansir
Aljazirah, Senin (12/3), Feltman mengatakan kepada
pemerintah Sri Lanka bahwa pelaku kekerasan harus menjalani proses hukum
untuk bertanggungjawab atas perbuatannya. Ia mendesak pemerintah untuk
dengan cepat menyelesaikan proses ini.
Pemerintah juga
diminta untukmenerapkan peraturan yang tidak diskriminatif terhadap
hukum. Menurutnya, langkah pencegahan perlu dilakukan agar insiden
serupa tidak terulang kembali.
Dalam kunjungannya, Feltman
juga bertemu dengan para pemimpin Muslim setempat untuk menunjukkan
solidaritas. Serangan kekerasan terhadap umat Islam melanda distrik
pusat Kandy selama sepekan terakhir.
Kekerasan tersebut,
dipicu oleh kematian seorang umat Buddha Sinhala setelah dipukuli oleh
sekelompok pria Muslim karena perselisihan di jalan raya. Akibatnya dua
orang tewas. Masjid, rumah, serta toko milik muslim juga dibakar.
Belasan orang ikut terluka dalam kerusuhan tersebut.
Pihak
berwenang menerapkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam untuk
mengurangi kekerasan tersebut. Namun Muslim Sri Lanka mengaku masih
khawatir jika serangan terus berlanjut.
Polisi telah
menangkap tersangka penghasut kerusuhan tersebut. Pada Sabtu (10/3),
Presiden Maithripala Sirisena mengumumkan sebuah panel tiga anggota.
Panel
akan melakukan penyelidikan terkait insiden ini. Pemerintah juga juga
mencabut jam malam. Namun tentara masih tetap bersiaga di jalanan.
Kekerasan
tersebut telah menimbulkan kekhawatiran ketidakstabilan di Sri Lanka.
Negara tersebut masih berjuang dari perang saudara yang terjadi hampir
tiga dekade lalu.