Suu Kyi dinilai telah gagal hentikan serangan militer terhadap Rohingya.
CB,
WASHINGTON - Museum Peringatan Holocaust AS telah mencabut penghargaan
utamanya kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, pada Selasa (6/3).
Suu Kyi dinilai telah gagal menghentikan serangan militer terhadap
minoritas Muslim Rohingya.
Pencabutan Elie Wiesel Award dari Museum Holocaust ini menjadi yang
terbaru dari serangkaian penghargaan yang telah terlebih dulu dicabut
dari Suu Kyi terkait pelanggaran Myanmar terhadap Rohingya.
Suu
Kyi dan National League for Democracy yang mendukungnya, telah menolak
untuk bekerja sama dengan penyelidik PBB. Ia juga menutup akses untuk
wartawan ke daerah-daerah tempat pelanggaran diduga telah terjadi di
Negara Bagian Rakhine.
"Dengan sangat menyesal saat ini
kami mencabut penghargaan itu. Kami mengambil keputusan ini dengan
yakin," kata museum tersebut dalam surat tertanggal 6 Maret yang
ditujukan kepada Suu Kyi.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Myanmar untuk AS tidak bersedia berkomentar mengenai keputusan museum itu.
PBB
dan sejumlah organisasi hak asasi manusia telah mengumpulkan bukti
pelanggaran yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Mereka diduga telah melakukan pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran
desa.
Serangan militer Myanmar tersebut telah menyebabkan hampir 700 ribu warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
Myanmar
yang penduduknya mayoritas beragama Buddha menolak tuduhan pelanggaran
tersebut. Negara itu mengatakan pasukan keamanannya tengah melakukan
kampanye untuk melawan teroris yang telah menyerang pasukan keamanan.
Krisis
Rohingya telah memicu kemarahan di seluruh dunia. Ada seruan agar
Hadiah Nobel Perdamaian yang diterima Suu Kyi segera dicabut. Hadiah
nobel tersebut diterimanya atas pertarungan pro-demokrasi yang telah
berlangsung selama puluhan tahun.
Sebelumnya, sejumlah
penghargaan yang pernah diterima Suu Kyi juga telah dicabut, termasuk
penghargaan freedoms of the cities of Dublin, Oxford, dan England. Bulan
lalu, tiga peraih Nobel perdamaian mendesak Suu Kyi dan militer Myanmar
untuk mengakhiri genosida terhadap Muslim Rohingya saat ini juga atau
Suu Kyi akan menghadapi tuntutan, dilansir laman
Reuters.