Saint Petersburg (CB) - Sebelas orang tewas dan puluhan
lainnya terluka saat ledakan mengguncang stasiun kereta bawah tanah
Saint Petersburg, Rusia, Senin (3/4), dan Kremlin menyatakan itu
menunjukkan "semua tanda serangan" .
Pihak berwenang menutup sistem kereta bawah tanah di kota terbesar kedua Rusia itu selama beberapa jam, sementara layanan keamanan mengatakan mereka juga menjinakkan sebuah bom di stasiun kereta kedua.
Komite Investigasi Rusia menyatakan sedang menyelidiki "aksi teror", tapi menambahkan mereka akan memeriksa seluruh kemungkinan penyebab lain dari ledakan tersebut.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, yang terjadi setelah kelompok ISIS menyerukan serangan terhadap Rusia sebagai balasan atas intervensi militernya di Suriah untuk menumpas mereka.
Foto-foto yang ditayangkan di stasiun televisi nasional menunjukkan pintu sebuah gerbong kereta rusak, sementara jasad yang berlumuran darah bergelimpangan di peron stasiun.
Di atasnya, kendaraan layanan darurat bergegas ke lokasi kejadian di stasiun kereta bawah tanah Technological Institute, pusat transportasi utama di kota tersebut.
Sementara kota itu bersiap untuk memperingati hari berkabung tiga hari, Presiden Vladimir Putin meletakkan karangan bunga merah di pintu masuk ke stasiun pada larut malam, setelah memimpin rapat bersama dengan para pejabat dari badan intelijen FSB, tim penyelamat dan Kementerian Dalam Negeri.
Otoritas antiteror menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Rusia bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi 11 orang dan korban luka 45 orang.
"Saya sekarang takut menaiki kereta bawah tanah," kata Maria Ilyina (30), yang berdiri di dekat stasiun, tempat karangan-karangan bunga diletakkan sebagai penghormatan kepada para korban.
"Sebelumnya, saya pikir kejadian ini tidak akan terjadi di Saint Petersburg -- sekarang kota kami terancam."
Pensiunan Vyacheslav Veselov mengatakan kepada AFP dia melihat empat jasad di stasiun. "Seorang petugas stasiun memanggil para pria membantu membawa jenazah sambil berurai air mata," katanya.
Ledakan terjadi di sebuah gerbong kereta saat kereta melakukan perjalanan antara stasiun Technological Institute dan Vosstaniya Square pukul 14.40 (1140 GMT), kata juru bicara komite antiteroris (NAK) Andrei Przhezdomsky.
Komisi NAK kemudian mengonfirmasi bahwa aparat keamanan menemukan bahan peledak lain di stasiun kereta bawah tanah Vosstaniya Square. Bom itu tidak meledak dan langsung "dinetralkan".
Pihak berwenang menutup sistem kereta bawah tanah di kota terbesar kedua Rusia itu selama beberapa jam, sementara layanan keamanan mengatakan mereka juga menjinakkan sebuah bom di stasiun kereta kedua.
Komite Investigasi Rusia menyatakan sedang menyelidiki "aksi teror", tapi menambahkan mereka akan memeriksa seluruh kemungkinan penyebab lain dari ledakan tersebut.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, yang terjadi setelah kelompok ISIS menyerukan serangan terhadap Rusia sebagai balasan atas intervensi militernya di Suriah untuk menumpas mereka.
Foto-foto yang ditayangkan di stasiun televisi nasional menunjukkan pintu sebuah gerbong kereta rusak, sementara jasad yang berlumuran darah bergelimpangan di peron stasiun.
Di atasnya, kendaraan layanan darurat bergegas ke lokasi kejadian di stasiun kereta bawah tanah Technological Institute, pusat transportasi utama di kota tersebut.
Sementara kota itu bersiap untuk memperingati hari berkabung tiga hari, Presiden Vladimir Putin meletakkan karangan bunga merah di pintu masuk ke stasiun pada larut malam, setelah memimpin rapat bersama dengan para pejabat dari badan intelijen FSB, tim penyelamat dan Kementerian Dalam Negeri.
Otoritas antiteror menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Rusia bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi 11 orang dan korban luka 45 orang.
"Saya sekarang takut menaiki kereta bawah tanah," kata Maria Ilyina (30), yang berdiri di dekat stasiun, tempat karangan-karangan bunga diletakkan sebagai penghormatan kepada para korban.
"Sebelumnya, saya pikir kejadian ini tidak akan terjadi di Saint Petersburg -- sekarang kota kami terancam."
Pensiunan Vyacheslav Veselov mengatakan kepada AFP dia melihat empat jasad di stasiun. "Seorang petugas stasiun memanggil para pria membantu membawa jenazah sambil berurai air mata," katanya.
Ledakan terjadi di sebuah gerbong kereta saat kereta melakukan perjalanan antara stasiun Technological Institute dan Vosstaniya Square pukul 14.40 (1140 GMT), kata juru bicara komite antiteroris (NAK) Andrei Przhezdomsky.
Komisi NAK kemudian mengonfirmasi bahwa aparat keamanan menemukan bahan peledak lain di stasiun kereta bawah tanah Vosstaniya Square. Bom itu tidak meledak dan langsung "dinetralkan".
Credit antaranews.com
Dua ledakan guncang stasiun metro St Petersburg di Rusia
Jakarta (CB) - Dua ledakan mengguncang sebuah rangkaian
kereta api di stasiun metro St Petersburg, Rusia, untuk menewaskan
beberapa orang, lapor media setempat seperti dikutip The Independent.
Paling sedikit 10 orang terluka, lapor kantor berita RIA, sedangkan kantor berita Interfax melaporkan mundul dua ledakan dari peristiwa itu.
Ledakan itu memuntahkan pecahan peluru. Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin telah diberi tahu soal ini.
Laman Life News, yang memiliki hubungan dengan sistem keamanan Rusia, mempertontonkan foto-foto pintu kereta yang jebol dan orang-orang terluka di stasiun kereta bawah tanah itu.
Media setempat melaporkan bahwa tiga stasiun metro segera ditutup menyusul insiden itu.
Para saksi mata berkata kepada Reuters, delapan ambulans hilir mudik di dekat stasiun metro Sennaya Ploshchad di St Petersburg.
Paling sedikit 10 orang terluka, lapor kantor berita RIA, sedangkan kantor berita Interfax melaporkan mundul dua ledakan dari peristiwa itu.
Ledakan itu memuntahkan pecahan peluru. Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin telah diberi tahu soal ini.
Laman Life News, yang memiliki hubungan dengan sistem keamanan Rusia, mempertontonkan foto-foto pintu kereta yang jebol dan orang-orang terluka di stasiun kereta bawah tanah itu.
Media setempat melaporkan bahwa tiga stasiun metro segera ditutup menyusul insiden itu.
Para saksi mata berkata kepada Reuters, delapan ambulans hilir mudik di dekat stasiun metro Sennaya Ploshchad di St Petersburg.
Credit antaranews.com
Putin letakkan bunga di lokasi ledakan kereta St Petersburg
St. Petersburg, Rusia (CB) - Presiden Rusia Vladimir Putin
pada Senin (3/4) meletakkan karangan bunga untuk menghormati korban, di
lokasi ledakan bom di jalur kereta bawah tanah di St. Petersburg.
Menurut laporan Interfax, Putin tiba di pintu masuk Stasiun Institut Teknologi untuk meletakkan karangan bunga, dan menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban.
Sebanyak 11 orang tewas dan 45 orang cedera dalam ledakan tersebut, yang terjadi di jalur kereta bawah tanah St. Petersburg antara Stasiun Sennaya Ploschad dan Institut Teknologi pada Senin, kata Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova kepada wartawan.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pada Senin juga mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan di St. Petersburg, Rusia, demikian laporan Xinhua.
Di dalam satu siara pers, Dewan 15-anggota tersebut menyampaikan simpati yang mendalam dan belasungkawa kepada korban dan keluarga keluarga, dan juga kepada rakyat serta Pemerintah Rusia.
"Anggota Dewan Keamanan menggaris-bawahi perlunya untuk membawa para pelaku, penyelenggara, penunjang dana dan penaja tindakan kejam ini ... ke pengadilan," kata pernyataan itu.
Anggota Dewan Keamanan juga menegaskan mereka yang bertanggung-jawab atas pembunuhan tersebut mesti dimintai pertanggung-jawaban dan pada saat yang sama mendesak semua negara agar bekerjasama dengan Rusia sehubungan dengan peristiwa itu.
Menurut laporan Interfax, Putin tiba di pintu masuk Stasiun Institut Teknologi untuk meletakkan karangan bunga, dan menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban.
Sebanyak 11 orang tewas dan 45 orang cedera dalam ledakan tersebut, yang terjadi di jalur kereta bawah tanah St. Petersburg antara Stasiun Sennaya Ploschad dan Institut Teknologi pada Senin, kata Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova kepada wartawan.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pada Senin juga mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan di St. Petersburg, Rusia, demikian laporan Xinhua.
Di dalam satu siara pers, Dewan 15-anggota tersebut menyampaikan simpati yang mendalam dan belasungkawa kepada korban dan keluarga keluarga, dan juga kepada rakyat serta Pemerintah Rusia.
"Anggota Dewan Keamanan menggaris-bawahi perlunya untuk membawa para pelaku, penyelenggara, penunjang dana dan penaja tindakan kejam ini ... ke pengadilan," kata pernyataan itu.
Anggota Dewan Keamanan juga menegaskan mereka yang bertanggung-jawab atas pembunuhan tersebut mesti dimintai pertanggung-jawaban dan pada saat yang sama mendesak semua negara agar bekerjasama dengan Rusia sehubungan dengan peristiwa itu.
Credit antaranews.com
Trump sampaikan belasungkawa atas ledakan di Saint Petersburg
Washington (CB) - Presiden Amerika Donald Trump pada hari
Senin berbicara kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyampaikan
belasungkawa terhadap para korban ledakan bom di kereta St. Petersburg
yang menewaskan 11 orang dan melukai 45 orang lainnya.
Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan Gedung Putih.
"Presiden Trump menawarkan dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat untuk menyikapi serangan tersebut dan membawa mereka yang bertanggung jawab untuk diadili," tulis pernyataan tersebut, seperti dikutip Reuters.
"Trump dan Presiden Putin setuju bahwa terorisme harus dikalahkan secara pasti dan cepat".
Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan Gedung Putih.
"Presiden Trump menawarkan dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat untuk menyikapi serangan tersebut dan membawa mereka yang bertanggung jawab untuk diadili," tulis pernyataan tersebut, seperti dikutip Reuters.
"Trump dan Presiden Putin setuju bahwa terorisme harus dikalahkan secara pasti dan cepat".
Credit antaranews.com