Demonstrasi di Venezuela memakan korban, dua mahasiswa tewas karena ditembak polisi. (REUTERS/Christian Veron)
Jakarta, CB
--
Seorang mahasiswa berusia 19 tahun ditembak polisi
saat terjadi bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanaan dalam
aksi protes terhadap Presiden Nicolas Maduro.
Demonstrasi tersebut dilakukan warga demi melengserkan Maduro menyusul krisik politik dan ekonomi di Venezuela.
Melansir AFP, polisi menembak Daniel Queliz di bagian leher. Akibat tembakan itu, Queliz meregang nyawa sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya, mahasiswa berusia 19 tahun lainnya, Jairo Ortiz, juga tewas di tangan polisi, minggu lalu. Dia ditembak di bagian dada oleh polisi saat bentrok pecah di Caracas. Polisi dinyatakan bersalah atas penembakan tersebut.
Sekretaris Jenderal Organization of American States, Luis Almagro, mengecam kedua insiden tersebut, Selasa (11/4).
“Kami tidak bisa menerima rezim yang mengorbankan nyawa penduduknya sendiri untuk mempertahankan kekuasaan,” ujar Almagro dalam rekaman video yang disebarkan melalui Twitter.
Komunitas yang dipimpin Almagro juga menyebut Maduro sebagai ‘diktator’.
Adapun, sebanyak 40 orang dituntut melakukan ‘aksi kekerasan’ dalam demonstrasi yang berlangsung Senin (10/4).
Maduro, di sisi lain, terus berusaha mempertahankan kekuasaannya kendati aksi protes terus bergulir. Warga berunjuk rasa akibat tingkat inflasi yang tinggi dan krisis kebutuhan pokok.
Protes yang berlangsung awal pekan ini, merupakan yang kelima dalam satu bulan terakhir.
Sementara, kerusuhan yang terjadi Senin lalu merupakan yang terbesar selama aksi protes terjadi. Polisi di Caracas menembakkan gas air mata dan meriam air guna memukul mundur peserta aksi yang melempari petugas dengan batu. Para pemimpin aksi mengancam akan terus melakukan unjuk rasa hingga Maduro mundur.
Mereka menyebut aksi unjuk rasa nasional selanjutnya akan berlangsung 19 April mendatang.
Para demonstran menuntut referendum untuk menggulingkan Maduro dari kursi presiden.
"Semua kekerasan ini meletus karena mereka tidak akan membiarkan masyarakat mengekspresikan keinginan mereka melalui pemilu," kata pemimpin kelompok oposisi, Julio Borges.
Dia juga menyampaikan petisi ke markas Garda Nasional agar polisi bisa menghentikan represi terhadap publik.
Di sisi lain, Selasa (11/4) warga yang kesal melempari Maduro dengan batu dan telur saat menghadiri parade militer.
Demonstrasi tersebut dilakukan warga demi melengserkan Maduro menyusul krisik politik dan ekonomi di Venezuela.
Melansir AFP, polisi menembak Daniel Queliz di bagian leher. Akibat tembakan itu, Queliz meregang nyawa sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya, mahasiswa berusia 19 tahun lainnya, Jairo Ortiz, juga tewas di tangan polisi, minggu lalu. Dia ditembak di bagian dada oleh polisi saat bentrok pecah di Caracas. Polisi dinyatakan bersalah atas penembakan tersebut.
Sekretaris Jenderal Organization of American States, Luis Almagro, mengecam kedua insiden tersebut, Selasa (11/4).
“Kami tidak bisa menerima rezim yang mengorbankan nyawa penduduknya sendiri untuk mempertahankan kekuasaan,” ujar Almagro dalam rekaman video yang disebarkan melalui Twitter.
Komunitas yang dipimpin Almagro juga menyebut Maduro sebagai ‘diktator’.
Adapun, sebanyak 40 orang dituntut melakukan ‘aksi kekerasan’ dalam demonstrasi yang berlangsung Senin (10/4).
Maduro, di sisi lain, terus berusaha mempertahankan kekuasaannya kendati aksi protes terus bergulir. Warga berunjuk rasa akibat tingkat inflasi yang tinggi dan krisis kebutuhan pokok.
Protes yang berlangsung awal pekan ini, merupakan yang kelima dalam satu bulan terakhir.
Sementara, kerusuhan yang terjadi Senin lalu merupakan yang terbesar selama aksi protes terjadi. Polisi di Caracas menembakkan gas air mata dan meriam air guna memukul mundur peserta aksi yang melempari petugas dengan batu. Para pemimpin aksi mengancam akan terus melakukan unjuk rasa hingga Maduro mundur.
Mereka menyebut aksi unjuk rasa nasional selanjutnya akan berlangsung 19 April mendatang.
Para demonstran menuntut referendum untuk menggulingkan Maduro dari kursi presiden.
"Semua kekerasan ini meletus karena mereka tidak akan membiarkan masyarakat mengekspresikan keinginan mereka melalui pemilu," kata pemimpin kelompok oposisi, Julio Borges.
Dia juga menyampaikan petisi ke markas Garda Nasional agar polisi bisa menghentikan represi terhadap publik.
Di sisi lain, Selasa (11/4) warga yang kesal melempari Maduro dengan batu dan telur saat menghadiri parade militer.
Credit cnnindonesia.com