SEOUL
- Militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) ambil bagian
dalam latihan tembak gabungan sebagai bagian dari latihan militer
bersama di tengah meningkatnya ketegangan dengan Pyongyang. Latihan
militer ini dilakukan hanya satu hari setelah Korea Utara (Korut)
meluncurkan latihan artileri tunggal.
Menurut kantor berita Yonhap, lebih dari 2.000 tentara Korsel dan AS terlibat dalam latihan di Pocheon, Korsel. Latihan perang berlangsung di Seungjin Fire Training Field, sekitar 30km selatan Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membagi dua Korea.
"Latihan yang berlangsung selama 45 menit itu, melibatkan sekitar 100 artileri, 90 kendaraan lapis baja dan 50 pesawat," menurut Kementerian Pertahanan Korsel seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/4/2017).
Rekaman dari tempat latihan menunjukkan jalan setapak berwarna melintang terlihat dari langit saat jet tempur menampilkan kekuatan mereka, serta tank-tank melepaskan tembakan, asap tebal, dan tentara yang terjun dari helikopter.
Menurut Yonhap, latihan tersebut juga melibatkan dua helikopter serang Apache Guardian AH-64E dari Angkatan Darat Korsel. Helikopter itu menembakkan roket udara dan amunisi dari senapan berantai dengan sasaran tiruan. Empat M1A2 Bradley yang memerangi kendaraan dari militer AS juga melepaskan tembakan artileri saat melaju di jalan pegunungan. Latihan jugaa diikuti dengan menembakan US M270 Multiple Launch Rocket System (MLRS).
Latihan ini merupakan salah satu latihan perang terintegrasi terbesar di antara dua negara sekutu dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, Korut melakukan latihan militer di Wonsan, untuk menandai berdirinya tentara negara tersebut. Latihan tersebut terdiri dari 300 sampai 400 senjata artileri jarak jauh, Yonhap melaporkan, mengutip sumber pemerintah.
Korut menyebut itu adalah latihan terbesar yang pernah dilakukan oleh negara tersebut, sementara media pemerintah melaporkan bahwa pemimpin Kim Jong-un secara pribadi mengamati latihan tersebut.
Latihan yang dilaporkan termasuk serangan torpedo bawah laut di kapal perang musuh tiruan.
Menurut kantor berita Yonhap, lebih dari 2.000 tentara Korsel dan AS terlibat dalam latihan di Pocheon, Korsel. Latihan perang berlangsung di Seungjin Fire Training Field, sekitar 30km selatan Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membagi dua Korea.
"Latihan yang berlangsung selama 45 menit itu, melibatkan sekitar 100 artileri, 90 kendaraan lapis baja dan 50 pesawat," menurut Kementerian Pertahanan Korsel seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/4/2017).
Rekaman dari tempat latihan menunjukkan jalan setapak berwarna melintang terlihat dari langit saat jet tempur menampilkan kekuatan mereka, serta tank-tank melepaskan tembakan, asap tebal, dan tentara yang terjun dari helikopter.
Menurut Yonhap, latihan tersebut juga melibatkan dua helikopter serang Apache Guardian AH-64E dari Angkatan Darat Korsel. Helikopter itu menembakkan roket udara dan amunisi dari senapan berantai dengan sasaran tiruan. Empat M1A2 Bradley yang memerangi kendaraan dari militer AS juga melepaskan tembakan artileri saat melaju di jalan pegunungan. Latihan jugaa diikuti dengan menembakan US M270 Multiple Launch Rocket System (MLRS).
Latihan ini merupakan salah satu latihan perang terintegrasi terbesar di antara dua negara sekutu dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, Korut melakukan latihan militer di Wonsan, untuk menandai berdirinya tentara negara tersebut. Latihan tersebut terdiri dari 300 sampai 400 senjata artileri jarak jauh, Yonhap melaporkan, mengutip sumber pemerintah.
Korut menyebut itu adalah latihan terbesar yang pernah dilakukan oleh negara tersebut, sementara media pemerintah melaporkan bahwa pemimpin Kim Jong-un secara pribadi mengamati latihan tersebut.
Latihan yang dilaporkan termasuk serangan torpedo bawah laut di kapal perang musuh tiruan.
Credit sindonews.com