JAKARTA
- Sekitar 200 marinir yang dikerahkan Amerika Serikat (AS) telah
mendarat di Darwin, Australia, wilayah yang dekat dengan Indonesia,
Selasa kemarin. Pengerahan ratusan marinir yang diklaim siap tempur ini
terjadi di tengah ancaman serangan nuklir yang diumbar Korea Utara
(Korut) terhadap AS.
Kehadiran 200 pasukan Angkatan Laut AS di Darwin ini merupakan gelombang pertama dari total 1.250 pasukan yang akan dikerahkan. Militer AS mengklaim, para marinir tersebut siap perang melawan Korut dan dijamin menang.
Penyebaran pasukan Washington ke Australia ini merupakan yang terbesar dalam sejarah masa damai. Militer AS sudah mengonfirmasi bahwa pengerahan ratusan marinir ini bukan untuk mengancam Indonesia.
Langkah militer AS ini, sebagaimana dilansir dari laporan Reuters, Rabu (19/4/2017), tak lepas dari program penyebaran marinir tahunan yang pernah dicanangkan mantan Presiden AS Barack Obama sejak 2011 sebagai bagian dari poros Amerika di Asia.
Selama enam bulan ke depan, marinir AS akan melakukan latihan dengan pasukan Australia dan juga akan mengunjungi pasukan China.
Kedatangan pasukan Angkatan Laut Washington ini berlangsung ketika Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyuarakan keprihatinan atas ancaman serangan nuklir dari Korut.
”Pyongyang berjuang untuk senjata nuklir dan memiliki ambisi yang jelas untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua yang mampu membawa muatan nuklir sejauh (wilayah) AS,” kata Bishop yang dilansir ABC.
”Itu berarti Australia akan berada dalam jangkauan, kecuali dicegah untuk melakukannya, itu akan menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas wilayah kami, dan itu tidak bisa diterima,” ujarnya.
Korut pada Selasa kemarin mengancam akan membalas jika AS berani memilih opsi militer atau melakukan agresi terhadap Pyongyang.
Pihak militer AS dalam sebuah pernyataan yang disiarkan KCNA mengatakan penyebaran aset strategis nuklir besar AS ke Semenanjung Korea telah mendorong kawasan tersebut ke situasi berbahaya. ”Di mana perang termo-nuklir dapat pecah setiap saat,” bunyi pernyataan itu.
Sementara itu, di Darwin, Komandan Marinir AS Letnan Kolonel Brian Middleton mengatakan 13 pesawat, termasuk tiltrotor Ospreys, helikopter Super Cobra dan helikopter Huey ikut dikerahkan. Menurutnya, hal ini menandakan ”semacam komitmen nyata AS untuk wilayah ini dan untuk kemitraan ini”.
”Apapun, saya pikir itu hanya baik langkah kapan saja, di mana kami dapat memperkuat kemitraan lama dan aliansi antara kedua negara. Kami siap untuk melawan dan selalu menang,” katanya mengacu pada kesiapan marinir AS jika perang dengan Korut pecah.
Kehadiran 200 pasukan Angkatan Laut AS di Darwin ini merupakan gelombang pertama dari total 1.250 pasukan yang akan dikerahkan. Militer AS mengklaim, para marinir tersebut siap perang melawan Korut dan dijamin menang.
Penyebaran pasukan Washington ke Australia ini merupakan yang terbesar dalam sejarah masa damai. Militer AS sudah mengonfirmasi bahwa pengerahan ratusan marinir ini bukan untuk mengancam Indonesia.
Langkah militer AS ini, sebagaimana dilansir dari laporan Reuters, Rabu (19/4/2017), tak lepas dari program penyebaran marinir tahunan yang pernah dicanangkan mantan Presiden AS Barack Obama sejak 2011 sebagai bagian dari poros Amerika di Asia.
Selama enam bulan ke depan, marinir AS akan melakukan latihan dengan pasukan Australia dan juga akan mengunjungi pasukan China.
Kedatangan pasukan Angkatan Laut Washington ini berlangsung ketika Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyuarakan keprihatinan atas ancaman serangan nuklir dari Korut.
”Pyongyang berjuang untuk senjata nuklir dan memiliki ambisi yang jelas untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua yang mampu membawa muatan nuklir sejauh (wilayah) AS,” kata Bishop yang dilansir ABC.
”Itu berarti Australia akan berada dalam jangkauan, kecuali dicegah untuk melakukannya, itu akan menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas wilayah kami, dan itu tidak bisa diterima,” ujarnya.
Korut pada Selasa kemarin mengancam akan membalas jika AS berani memilih opsi militer atau melakukan agresi terhadap Pyongyang.
Pihak militer AS dalam sebuah pernyataan yang disiarkan KCNA mengatakan penyebaran aset strategis nuklir besar AS ke Semenanjung Korea telah mendorong kawasan tersebut ke situasi berbahaya. ”Di mana perang termo-nuklir dapat pecah setiap saat,” bunyi pernyataan itu.
Sementara itu, di Darwin, Komandan Marinir AS Letnan Kolonel Brian Middleton mengatakan 13 pesawat, termasuk tiltrotor Ospreys, helikopter Super Cobra dan helikopter Huey ikut dikerahkan. Menurutnya, hal ini menandakan ”semacam komitmen nyata AS untuk wilayah ini dan untuk kemitraan ini”.
”Apapun, saya pikir itu hanya baik langkah kapan saja, di mana kami dapat memperkuat kemitraan lama dan aliansi antara kedua negara. Kami siap untuk melawan dan selalu menang,” katanya mengacu pada kesiapan marinir AS jika perang dengan Korut pecah.
Credit sindonews.com
Kerahkan Ratusan Marinir di Darwin, AS Klaim Bukan Mengancam Indonesia
JAKARTA
- Amerika Serikat (AS) baru saja mengerahkan sekitar 200 marinir di
Darwin, Australia. Militer AS mengklaim pengerahan ratusan marinir itu
bukan untuk mengancam Indonesia.
Seorang komandan militer AS, Letnan Kolonel Brian S Middleton mengatakan Indonesia tidak perlu takut dengan penyebaran marinir AS tersebut. Kehadiran 200 marinir itu merupakan gelombang pertama dari total 1.250 marinir AS yang akan dikerahkan di Darwin.
Meski enggan mengomentari masalah pengerahan pasukan militer, Middleton mengaku memahami komentar Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo pada Januari lalu yang mempertanyakan maksud dari rencana penumpukan marinir AS di wilayah Australia tersebut.
Jenderal Gatot pernah berkomentar bahwa dia sempat menghabiskan 90 menit di pelabuhan untuk melihat fasilitas marinir AS tersebut. Dia mengkritik Australia yang menjadi tuan rumah bagi marinir AS. Dia juga mempertanyakan perlunya pengerahan marinir negeri Paman Sam secara massal ke dekat wilayah Indonesia.
”Saya menyadari komentarnya. Indonesia tidak perlu takut atas penyebaran (pasukan) angkatan laut AS ke Darwin,” katanya.
”Aliansi AS dengan Australia tetap kuat dan kami tahu mengapa kami di sini. Itu untuk Marinir AS dan Diggers Aussie berlatih dan beroperasi bersama satu sama lain,” lanjut Middleton.
Langkah militer AS ini seiring dengan memanasnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Middelton mengatakan pentingnya strategis penyebaran marinir AS di Darwin tercermin dari ukurannya.
”Unsur tempur penerbangan adalah penyebaran paling kuat kami ke Darwin,” katanya. ”Akan ada 13 pesawat, empat tiltrotor Ospreys, lima helikopter Super Cobra dan empat helikopter Huey,” paparnya, seperti dilansir ntnews.com.au, semalam (18/4/2017).
Marinir AS yang dikerahkan ini berasal dari Batalyon 3, Resimen Marinir ke-4 dari Camp Pendleton, California. Para pasukan Washington itu akan berbasis di Robertson Barracks, Basis RAAF Darwin dan Pos Pertahanan Berrimah.
Seorang komandan militer AS, Letnan Kolonel Brian S Middleton mengatakan Indonesia tidak perlu takut dengan penyebaran marinir AS tersebut. Kehadiran 200 marinir itu merupakan gelombang pertama dari total 1.250 marinir AS yang akan dikerahkan di Darwin.
Meski enggan mengomentari masalah pengerahan pasukan militer, Middleton mengaku memahami komentar Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo pada Januari lalu yang mempertanyakan maksud dari rencana penumpukan marinir AS di wilayah Australia tersebut.
Jenderal Gatot pernah berkomentar bahwa dia sempat menghabiskan 90 menit di pelabuhan untuk melihat fasilitas marinir AS tersebut. Dia mengkritik Australia yang menjadi tuan rumah bagi marinir AS. Dia juga mempertanyakan perlunya pengerahan marinir negeri Paman Sam secara massal ke dekat wilayah Indonesia.
”Saya menyadari komentarnya. Indonesia tidak perlu takut atas penyebaran (pasukan) angkatan laut AS ke Darwin,” katanya.
”Aliansi AS dengan Australia tetap kuat dan kami tahu mengapa kami di sini. Itu untuk Marinir AS dan Diggers Aussie berlatih dan beroperasi bersama satu sama lain,” lanjut Middleton.
Langkah militer AS ini seiring dengan memanasnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Middelton mengatakan pentingnya strategis penyebaran marinir AS di Darwin tercermin dari ukurannya.
”Unsur tempur penerbangan adalah penyebaran paling kuat kami ke Darwin,” katanya. ”Akan ada 13 pesawat, empat tiltrotor Ospreys, lima helikopter Super Cobra dan empat helikopter Huey,” paparnya, seperti dilansir ntnews.com.au, semalam (18/4/2017).
Marinir AS yang dikerahkan ini berasal dari Batalyon 3, Resimen Marinir ke-4 dari Camp Pendleton, California. Para pasukan Washington itu akan berbasis di Robertson Barracks, Basis RAAF Darwin dan Pos Pertahanan Berrimah.
Credit sindonews.com