Rabu, 01 Maret 2017

Sentimen Anti-China dan Investasi "Gila-gilaan" Saudi di Malaysia....

 
Sentimen Anti-China dan Investasi Gila-gilaan Saudi di Malaysia....
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud saat bertemu PM Malaysia Najib Razak di Putrajaya, Senin (27/2/2017). Foto / REUTERS / Edgar Su
 
KUALA LUMPUR - Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Malaysia diikuti dengan penanaman investasi “gila-gilaan” sebesar USD7 miliar atau sekitar Rp93,3 triliun. Nilai investasi Saudi ini digunakan Perdana Menteri (PM) Najib Razak untuk membalas tuduhan bahwa dia menggadaikan kedaulatan ke China karena dianggap pro-investasi China.

Investasi besar-besaran Saudi di Malaysia ini dilakukan oleh perusahaan minyak nasional Arab Saudi, Saudi Aramco. Bersama perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas, Saudi Aramco ingin menggarap proyek Pengerang Integrated Petroleum Complex (PIPC), sebuah kilang minyak di Malaysia.

Penandatanganan kesepakatan untuk penanaman investasi itu dilakukan hari ini (28/2/2017). PM Najib mengungkap nilai investasi Saudi itu usai melakukan pertemuan dengan Raja Salman pada hari Senin kemarin.

Najib membalas para kritikus yang menuduhnya telah membahayakan kedaulatan Malaysia karena menyambut investasi China dalam jumlah besar ke negaranya.

”Anda dapat melihat bahwa Malaysia telah mendapatkan hubungan yang sangat baik dengan banyak negara. Ketika kami pergi ke China, kami dituduh menjual kedaulatan kita. Saya bertanya-tanya, akankah mereka mengatakan kami menjual kedaulatan kita ke Arab Saudi?,” kata Najib mengacu pada investasi Saudi.

”Ini bukan soal kedaulatan tapi investasi. Ini adalah suara kepercayaan yang dalam perekonomian kita,” lanjut Najib, seperti dikutip The Straits Times.

Kritik terhadap Najib itu muncul dari lawan-lawan politiknya setelah China ingin menggarap beberapa proyek di Malaysia dengan nilai 144 miliar ringgit setelah kunjungan Najib ke Beijing selama sepekan pada akhir tahun lalu. Proyek-proyek itu termasuk proyek East Coast Rail Line.

Arab Saudi telah menjadi pendukung kuat Najib. PM Najib pernah menghadapi tuduhan menerima “dana siluman” sebesar USD700 juta yang masuk ke rekening pribadinya di tengah munculnya skandal dugaan korupsi di lembaga keuangan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Dana itu pernah diklaim sebagai sumbangan dari Saudi.

Riyadh pun mendukung klaim pemimpin Malaysia itu dengan menyatakannya sebagai sumbangan politik dari para pemimpin Kerajaan Saudi menjelang pemilu tahun 2013.




Credit  sindonews.com