KUALA LUMPUR
- Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Malaysia diikuti
dengan penanaman investasi “gila-gilaan” sebesar USD7 miliar atau
sekitar Rp93,3 triliun. Nilai investasi Saudi ini digunakan Perdana
Menteri (PM) Najib Razak untuk membalas tuduhan bahwa dia menggadaikan
kedaulatan ke China karena dianggap pro-investasi China.
Investasi
besar-besaran Saudi di Malaysia ini dilakukan oleh perusahaan minyak
nasional Arab Saudi, Saudi Aramco. Bersama perusahaan minyak nasional
Malaysia, Petronas, Saudi Aramco ingin menggarap proyek Pengerang
Integrated Petroleum Complex (PIPC), sebuah kilang minyak di Malaysia.
Penandatanganan
kesepakatan untuk penanaman investasi itu dilakukan hari ini
(28/2/2017). PM Najib mengungkap nilai investasi Saudi itu usai
melakukan pertemuan dengan Raja Salman pada hari Senin kemarin.
Najib
membalas para kritikus yang menuduhnya telah membahayakan kedaulatan
Malaysia karena menyambut investasi China dalam jumlah besar ke
negaranya.
”Anda dapat melihat bahwa Malaysia telah mendapatkan
hubungan yang sangat baik dengan banyak negara. Ketika kami pergi ke
China, kami dituduh menjual kedaulatan kita. Saya bertanya-tanya,
akankah mereka mengatakan kami menjual kedaulatan kita ke Arab Saudi?,”
kata Najib mengacu pada investasi Saudi.
”Ini bukan soal
kedaulatan tapi investasi. Ini adalah suara kepercayaan yang dalam
perekonomian kita,” lanjut Najib, seperti dikutip The Straits Times.
Kritik
terhadap Najib itu muncul dari lawan-lawan politiknya setelah China
ingin menggarap beberapa proyek di Malaysia dengan nilai 144 miliar
ringgit setelah kunjungan Najib ke Beijing selama sepekan pada akhir
tahun lalu. Proyek-proyek itu termasuk proyek East Coast Rail Line.
Arab
Saudi telah menjadi pendukung kuat Najib. PM Najib pernah menghadapi
tuduhan menerima “dana siluman” sebesar USD700 juta yang masuk ke
rekening pribadinya di tengah munculnya skandal dugaan korupsi di
lembaga keuangan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Dana itu
pernah diklaim sebagai sumbangan dari Saudi.
Riyadh pun mendukung
klaim pemimpin Malaysia itu dengan menyatakannya sebagai sumbangan
politik dari para pemimpin Kerajaan Saudi menjelang pemilu tahun 2013.
Credit sindonews.com