Jumat, 03 Maret 2017

KTT IORA, RI Tak Mau Samudera Hindia Seperti LCS


 
KTT IORA, RI Tak Mau Samudera Hindia Seperti LCS  
Dirjen Asia Pasifik Kemlu RI Desra Percaya (tengah) mengatakan Indonesia akan menekankan isu maritim dalam KTT IORA. (ANTARA FOTO/OIC-ES2016/Akbar Nugroho Gumay)
 
Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan Indonesia akan menekankan isu keamanan dan kerja sama maritim dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) yang digelar untuk pertama kalinya di Jakarta pada 5-7 Maret mendatang.

Direktur Jenderal Asia Pasifik Desra Percaya menuturkan, dalam pertemuan itu RI berupaya menekankan pentingnya setiap negara anggota menjaga keamanan maritim di kawasan, salah satunya dengan mematuhi hukum internasional.

“Kami berupaya tekankan pentingnya setiap negara anggota IORA untuk patuh pada hukum internasional, khususnya pada Konvesi PBB Tentang Hukum Kelautan Internasional tahun 1982 (UNCLOS) dalam bertindak,” kata Desra di kantornya, Jakarta, Kamis (2/3).

“Apa relevansinya? Kami tak ingin kompleksitas dan bahkan konflik terjadi di perairan ini. Kita lihat konflik Laut China Selatan, kami berupaya hal sama tidak terjadi pada perairan ini,” tuturnya menambahkan.

UNCLOS, ungkap Desra, penting ditekankan agar stabilitas keamanan di kawasan perairan Hindia bisa terhindar dari potensi konflik yang dapat mempengaruhi perairan dengan jalur perdagangan terpadat ini.

Sekitar 70 persen jalur perdagangan laut seperti minyak dan gas melalui perairan itu. Selain itu, Desra mengatakan, perairan ini juga memiliki potensi sumber daya manusia yang besar, di mana sekitar 2,3 miliar penduduk hidup di negara anggota IORA.

“Potensi di kawasan yang besar serta adanya kekosongan kepemimpinan di sini mendorong Indonesia untuk mengambil inisiatif dan lebih berperan dalam IORA,” ujar Desra.

“Kawasan ini bisa berubah menjadi kawasan yang strategis jika kerja sama dikelola dengan tepat,” tuturya menambahkan.

Desra mengatakan, hingga kini Kemlu RI sebagai tuan rumah telah mendapat konfirmasi dari sekitar 16 kepala negara yang akan hadir dalam pertemuan bertemakan penguatan kerja sama maritim di kawasan itu.

Di hari pertama KTT, pertemuan akan berlangsung antara pejabat senior atau direktur jenderal kementerian negara anggota.

Di hari kedua, pertemuan tingkat menlu negara IORA akan dilangsungkan dan diharapkan dapat menghasilkan dua outcome yakni action plan dan deklarasi bersama.

Action plan ini, tutur Desra, akan berisikan langkah konkret bagi seluruh negara anggota IORA untuk memajukan kerja sama di kawasan selama empat tahun ke depan.

Sementara deklarasi bersama akan lebih terfokus pada isu pemberantasa terorisme, yang juga menjadi isu dan perhatian sejumlah negara di kawasan termasuk Indonesia.

Sementara itu, sidang pleno sebagai acara puncak KTT IORA akan menghasilkan pernyataan bersama seluruh kepala negara anggota atau concord mengenai sejumlah isu prioritas.

Salah satunya yakni isu kerja sama dan keamanan maritim, kebudayaan, dan pemberdayaan perempuan.

“Ini merupakan KTT pertama IORA sejak 1997 terbentuk. Selama ini pertemuan IORA hanya pada sampai tingkat menteri. Ini kali pertama Indonesia inisasi untuk pertemuan hingga tingkat kepala negara,” kata Desra.


Credit  CNN Indonesia