Senin, 06 Maret 2017

Eks PM Inggris Bantah Jadi Utusan Trump di Timur Tengah

 
Eks PM Inggris Bantah Jadi Utusan Trump di Timur Tengah
Tony Blair membantah akan menjadi utusan Presiden Donald Trump di Timur Tengah. Foto/Istimewa
 
LONDON - Mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, membantah laporan jika dirinya akan menjadi utusan Donald Trump di Timur Tengah. Laporan ini muncul seiring pertemuan Blair dengan menantu dan penasihat presiden Amerika Serikat (AS), Jared Kushner di Gedung Putih, pertengahan minggu lalu.

Juru bicara Blair mengatakan ia tidak akan mengomentari pertemuan pribadi tersebut. Namun ia bersikeras tidak ada diskusi tentang Blair akan bekerja untuk Trump.

"Blair tidak pernah bersuara akan menjadi utusan presiden di Timur Tengah. Ia juga tidak melakukan diskusi untuk ikut mengambil peran untuk presiden AS yang baru," kata juru bicara Blair seperti dikutip dari Guardian, Senin (6/3/2017).

"Ia telah bekerja untuk proses perdamaian selama 10 tahun. Ia terus melakukan itu. Ia melakukannya dalam kapasitas pribadi. Ia akan terus melakukan dengan cara itu," imbuhnya. Namun sang juru bicara tidak menyangkal mengenai pertemuan dengan Trump.

Blair adalah wakil khusus kuartet kekuatan internasional yang terdiri dari AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB untuk perdamaian Timur Tengah. Ia menerima banyak kritik selama melaksanakan tugasnya yang diemban sejak 2007, tak lama setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Penunjukkan terhadap dirinya menimbulkan keraguan mengingat keterlibatannya dalam invasi Irak pada 2003.


Credit  sindonews.com