LONDON
- Mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, membantah laporan jika
dirinya akan menjadi utusan Donald Trump di Timur Tengah. Laporan ini
muncul seiring pertemuan Blair dengan menantu dan penasihat presiden
Amerika Serikat (AS), Jared Kushner di Gedung Putih, pertengahan minggu
lalu.
Juru bicara Blair mengatakan ia tidak akan mengomentari
pertemuan pribadi tersebut. Namun ia bersikeras tidak ada diskusi
tentang Blair akan bekerja untuk Trump.
"Blair tidak pernah
bersuara akan menjadi utusan presiden di Timur Tengah. Ia juga tidak
melakukan diskusi untuk ikut mengambil peran untuk presiden AS yang
baru," kata juru bicara Blair seperti dikutip dari Guardian, Senin
(6/3/2017).
"Ia telah bekerja untuk proses perdamaian selama 10
tahun. Ia terus melakukan itu. Ia melakukannya dalam kapasitas pribadi.
Ia akan terus melakukan dengan cara itu," imbuhnya. Namun sang juru
bicara tidak menyangkal mengenai pertemuan dengan Trump.
Blair
adalah wakil khusus kuartet kekuatan internasional yang terdiri dari AS,
Uni Eropa, Rusia, dan PBB untuk perdamaian Timur Tengah. Ia menerima
banyak kritik selama melaksanakan tugasnya yang diemban sejak 2007, tak
lama setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Penunjukkan
terhadap dirinya menimbulkan keraguan mengingat keterlibatannya dalam
invasi Irak pada 2003.
Credit sindonews.com