MOSUL - Para tentara Irak dilaporkan menggunakan mayat-mayat anggota kelompok Islamic State atau
ISIS untuk menakut-nakuti para militan ISIS lainnya. Para anggota ISIS
yang sudah dibunuh sengaja dibiarkan tergeletak di jalan layaknya sampah
untuk mengintimidasi kelompok radikal tersebut.
Mayat-mayat yang
penuh luka dan dikerubuti lalat sejatinya bisa memunculkan penyakit
berbahaya. Tapi, militer Irak membiarkannya dan memperingatkan warga
sipil akan bernasib serupa jika nekat bergabung dengan ISIS.
”Kami
akan meninggalkan teroris di sana,” ucap Ibrahim Mohamed, seorang
tentara Irak yang berdiri tak jauh dari tiga mayat anggota ISIS yang
tergeletak di jalan, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (8/2/2017).
Dia
mengatakan sepupunya meninggal dibunuh dengan cara disengat listrik
oleh ISIS di Mosul. Sepupunya dibunuh karena menjabat sebagai polisi
Irak.
”Pesan ini sangat jelas untuk (warga) Irak, untuk menjaga
diri mereka agar tidak bergabung atau mendukung Daesh (ISIS). Ini akan
menjadi nasib (jika bergabung). Tentara Irak akan menghabisi Anda,”
lanjut Mohamed.
Militer Irak telah dilatih dan dilengkapi dengan
senjata oleh militer Amerika Serikat sejak upaya merebut wilayah Mosul
dimulai Oktober 2016.
Perjuangan tentara Irak telah membuat
banyak kemajuan dalam beberapa pekan terakhir. Perdana Menteri Haider
al-Abadi pada 23 Januari lalu menegaskan bahwa pasukannya sudah berhasil
menguasai wilayah timur Mosul dan sedang merebut wilayah barat yang
melintasi Tigris.
Meski demikian, cara tentara Irak yang menyiksa
dan menggunakan mayat anggota ISIS sebagai “senjata” perang menuai
kritik dari kelompok HAM. Sesuai Pasal 17 Konvensi Jenewa, pihak yang
berkonflik harus memastikan bahwa setiap orang yang tewas dikuburkan
atau dikremasi. Sedangkan yang menderita luka harus diberi perawatan
medis.
Credit sindonews.com