Tim penelitian yang dipimpin astrofisikawan Kentaro Terada dari Osaka University menemukan bukti perjalanan oksigen Bumi menuju Bulan setelah meneliti data orbit Bulan yang dikumpulkan wahana antariksa Kaguya milik Jepang.
Terada dan timnya menyadari tiap kali wahana antariksa melintasi orbit Bulan di area plasma Bumi, ruang kosong antara Bumi dan Bulan, terdapat partikel oksigen berkadar tinggi yang terjebak. Detektor plasma Kaguya kemudian mengumpulkan oksigen itu.
Uniknya, oksigen seperti itu hanya ditemukan ketika Kaguya melintasi area plasma Bumi. Terada bersama para kolega akhirnya yakin dan menarik kesimpulan bahwa oksigen tersebut memang berasal dari Bumi.
Namun Hasil penelitian yang diterbitkan di Nature Astronomy ini menyebut area ekor magnet Bumi yang tak terjangkau pancaran Matahari mencegah semburan partikel mengintervensi perjalanan oksigen Bumi ke Bulan.
Temuan ini membuka kemungkinan jika sebagian permukaan Bulan, yang secara teknis hanya bongkahan batu mati, punya potensi kehidupan.
"Oksigen biogenik telah mengontaminasi permukaan Bulan," kata Terada kepada The Verge, Senin (30/1).
Kemungkinan itu terjadi karena oksigen Bumi yang bocor ke Bulan tadi sama-sama berasal dari proses biologis seperti fotosintesis.
Berkat temuan ini, tim peneliti yakin bahwa ion dengan kadar setinggi itu dapat menembus lapisan permukaan Bulan. Hal ini juga menjelaskan jenis oksigen yang ditemukan di batuan Bulan serupa dengan oksigen di lapisan ozon Bumi.
Bulan sendiri diperkirakan terbentuk dari hasil tubrukan antara Bumi dengan objek angkasa seukuran Mars empat miliar tahun lalu. Dalam perjalanannya, Bumi dan Bulan punya hubungan saling mempengaruhi seperti ketinggian gelombang laut dengan jarak Bulan yang normalnya berjarak 386 ribu kilometer.
"Bumi dan Bulan sudah berevolusi bersama tidak hanya secara fisik tapi juga secara kimiawi," pungkas Terada.
Credit CNN Indonesia