Kamis, 09 Februari 2017
Australia Minta Maaf pada Indonesia soal Penghinaan Pancasila
JAKARTA - Australia melalui Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Angus Campbell meminta maaf kepada Indonesia soal penghinaan Pancasila di sebuah pangkalan militer di Perth. Australia juga berjanji memberikan hukuman kepada semua personel militer yang terlibat dalam pembuatan materi ofensif yang menyinggung Indonesia.
Campbell mengatakan militer Australia menyampaikan “permintaan maaf dan penyesalan yang mendalam” kepada Indonesia.
Permintaan maaf Australia itu diterima Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo. Meski menerima permintaan maaf dari Australia, Jenderal Gatot belum memutuskan soal nasib kelanjutan kerjasama militer antara kedua negara.
Materi penghinaan Pancasila itu memicu kemarahan Jenderal Gatot pada awal Januari lalu. Materi itu ditemukan seorang instruktur bahasa Indonesia di sebuah kurikulum di Campbell Barracks, pangkalan militer Perth. Materi itu memelesetkan Pancasila menjadi “Pancagila”.
Selain itu juga ada materi soal seruan kemerdekaan bagi Papua Barat. Permintaan maaf pihak Canberra itu ramai dilansir sejumlah media Australia pada Kamis (9/2/2017) yang mengutip pernyataan dari militer Indonesia.
”Jenderal Gatot telah menerima permintaan maaf, dan menyadari bahwa di era persaingan global sekarang, persatuan dan persahabatan diperlukan bagi negara-negara tetangga, tanpa mengesampingkan perbedaan mereka,” tulis media Australia, abc.net.au.
Dalam sebuah pernyataan, Jenderal Gatot menegaskan bahwa rakyat Indonesia rela mati membela ideologi negaranya.
”Pancasila adalah ideologi Indonesia, dan warganya,” bunyi pernyataan Jenderal Gatot. ”Rakyat Indonesia rela mati untuk membela ideologinya, terutama bagi militer, ini adalah masalah yang sangat sensitif dan menyakitkan.”
Credit sindonews.com