ASOTTHALOM
- Kota Asotthalom, Hungaria, resmi melarang pembangunan masjid,
kumandang azan dan busana Muslim. Kota ini hanya bersedia menerima
orang-orang Eropa kulit putih dan menolak multikultaralisme di
masyarakat.
Kota yang dijuluki “anti-Islam” ini pada bulan
November 2016 lalu mulai mewacanakan larangan pembangunan masjid,
kumandang azan dan busana Muslim seperti niqab. Kini, larangan itu
benar-benar diberlakukan.
Kota Asotthalom terletak di daerah
terpencil di Hungaria selatan, di dekat perbatasan Serbia. Kota ini juga
melarang propaganda homoseksual dan pernikahan sejenis.
Wali
Kota Asotthalom Laszlo Toroczkai mengatakan bahwa kota yang dia pimpin
hanya berharap menerima orang-orang Eropa dan menentang
multikulturalisme.
”Kami terutama menyambut orang-orang dari
Eropa Barat, orang yang tidak ingin hidup dalam masyarakat
multikultural,” Toroczkai, yang juga wakil pemimpin Partai Jobbik,
kepada BBC, yang dilansir semalam (7/2/2017). ”Kami tidak ingin menarik (warga) Muslim ke desa (kami),” lanjut dia.
”Ini
sangat penting bagi desa untuk melestarikan tradisi. Jika sejumlah
besar umat Islam tiba di sini, mereka tidak akan mampu mengintegrasikan
ke dalam komunitas Kristen,” kata Toroczkai.
”Kami bisa melihat
komunitas Muslim besar di Eropa Barat yang belum mampu mengintegrasikan
(diri), dan kami tidak ingin memiliki pengalaman yang sama di sini,”
ujarnya. ”Saya ingin Eropa menjadi milik Eropa, Asia milik orang Asia
dan Afrika milik Afrika. Sesederhana itu.”
Perdana Menteri
Hungaria Viktor Orban juga telah mengadopsi kebijakan anti-imigran. Dia
membangun pagar di sepanjang perbatasan dengan Serbia untuk menolak
pengungsi. Dia menolak mengambil kuota penerimaan pengungsi yang
ditetapkan Uni Eropa.
Pada hari Selasa (7/2/2017), Orban
mengumumkan rencananya untuk menahan para pengungsi di beberapa kamp
sampai pengajuan suaka untuk mereka diproses.
Credit .sindonews.com