Senin, 06 Februari 2017

Bisnis Kilang Minyak di AS Terancam Bangkrut

Kilang minyak/ilustrasi
Kilang minyak/ilustrasi
 
CB, JAKARTA -- Permintaan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor di Amerika Serikat terus mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir. Hal tersebut memicu kekhawatiran pendapatan perusahaan kilang di negeri Paman Sam pada tahun ini bakal lebih buruk dari performa suram tahun lalu.
Badan Informasi Energi AS (EIA) pada awal bulan ini merilis data satu bulan terakhir, rata-rata pasokan bensin di negara tersebut hanya 8,2 juta barel per hari. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak 2012.
Para pelaku bisnis terus memantau permintaan bensin karena menyumbang 10 persen dari konsumsi global. "Jika permintaan menurun berdasarkan data, maka akan menjadi masalah untuk bisnis kilang ini," kata analis kilang Wood Mackenzie, dikutip dari Reuters, Senin (6/2).
Sejak 2012 pemakaian bensin di AS berkembang setiap tahun. Di sisi lain muncul kekhawtiran permintaan menurun di tengah pertumbuhan mobil hemat bahan bakar.
Jajaran eksekutif di perusahaan kilang AS, Marathon Petroleum Corp, Phillips 66 and Valero Energy Corp mengakui volume musiman melemah dari prediksi penghasilan pekan terkahir ini. Namun mereka megantisipasi hal tersebut.
"Meskipun kami melihat kelemahan yang tidak biasa dalam permintaan produk olahan pada Januari, kami  berharap pertumbuhan ekonomi yang solid akan terus mendukung," ujar CEO Marathon, Gary Heminger.
Perusahaan kilang terbesar di AS, Valero melaporkan laba bersih pada 2016 sebesar 2,3 miliar dolar AS, terendah sejak 2012. Sementara Marathon memiliki laba bersih sebesar 1,2 miliar As, terendah dalam lima tahun terakhir.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID