Senin, 07 November 2016
Supertank Armata Rusia Membuat Inggris Ketir-ketir
LONDON - Militer Inggris merasa ketir-ketir dengan armada supertank Armata Rusia. Militer Inggris ragu memiliki kemampuan untuk memerangi ancaman dari tank-tank canggih terbaru Kremlin itu.
Reaksi Inggris ini terungkap dari dokumen intelijen militer Inggris yang telah bocor ke publik. Materi dokumen itu telah dipubliksikan The Telegraph. Dokumen itu sejatinya hasil briefing internal Kementerian Pertahanan Inggris.
Selain ragu mampu mengatasi kecanggihan tank-tank Armata Rusia, dokumen intelijen itu juga mempertanyakan mengapa Pemerintah Inggris tidak memiliki rencana untuk membuat tank canggih saingan, setidaknya dalam 20 tahun terakhir.
“Tanpa hiperbola, (tank) Armata merupakan sebagian langkah perubahan yang revolusioner dalam desain tank untuk setengah abad terakhir,” bunyi dokumen itu yang ditulis seorang perwira senior intelijen Angkatan Darat Inggris.
“Tidak mengherankan, tank ini telah menyebabkan sensasi,” lanjut bunyi dokumen tersebut dengan mempertanyakan kegagalan strategi pertahanan Inggris pada saat ini yang tidak membuat tank saingan.
Prototipe dari tank canggih Armata telah dipamerkan Rusia dalam parade tahunan “May Day” di Moksow, pada Mei lalu. Kehadiran tank canggih Rusia ini telah mendorong intelijen Inggris membuat laporan peringatan sebanyak lima halaman.
Desain tank Armata Rusia sukses memukau negara-negara Barat karena memberikan jaminan awak tank terbebas dari risiko tembakan musuh. Kecanggihan lain dari tank Armata ini adalah adanya sistem radar yang digunakan pada jet-jet tempur Rusia dan bahan tank yang terbuat dari baja komposit terbaru.
”Sebagai paket lengkap, Armata pasti layak menyandang sebagai tank paling revolusioner dalam satu generasi,” lanjut laporan intelijen militer Inggris.
”Untuk pertama kalinya, sepenuhnya otomatis, digital, menara tanpa awak telah dimasukkan ke dalam tank tempur utama. Dan untuk pertama kalinya kru tank tertanam dalam sebuah kapsul lapis baja di depan lambung,” imbuh laporan itu, yang dikutip Senin (7/11/2016).
Credit Sindonews