Schiaparelli hilang dan membisu hingga kini.
Ilustrasi pesawat pendarat Schiaparelli mendarat di Planet Mars. (www.exploration.esa.int)
CB – Badan
Antariksa Eropa (ESA) sedang diterpa badai yang tak usai. Setelah
berhasil mengirimkan pesawat antariksa, Schiaparelli, memasuki atmosfer
Mars, sayangnya, misi pendaratan itu hilang kontak dan membisu satu
menit jelang mendarat di permukaan Planet Merah. Schiaparelli kini belum
diketahui keberadaannya.
Kini, ESA mencoba untuk bangkit kembali untuk terus melanjutkan misi yang dinamakan ExoMars itu pada 2020. Tetapi, ESA harus terkendala biaya dalam memuluskan ambisi mereka mengeskplorasi kehidupan di luar Bumi itu.
"Saya mengusulkan untuk pergi (mengirim pesawat) dengan misi ExoMars pada 2020, tetapi kami butuh biaya untuk itu," ucap Direktur ESA, Jan Woener dikutip Phys.org, Selasa 8 November 2016.
Meski misi Schiaparelli tidak sesuai harapan, tapi mampu menembus atmosfer Mars, membuat ESA tetap berdiri tegak untuk melanjutkan misi ExoMars. Untuk itu, ia mencoba untuk meyakinkan negara-negara di Eropa agar turut berkontribusi pada misi ExoMars.
"Saya harap kami bisa meyakinkan negara-negara anggota ESA mengenai program tersebut. Saya akan sedih, jika kami menghentikan program tersebut," ucap Woerner.
Sesuai jadwal, ESA akan melakukan pertemuan dengan para anggotanya yang terdiri atas 22 perwakilan negara pada acara khusus soal ExoMars 21-22 November 2016. Pada pertemuan tersebut akan dibahas soal anggaran ExoMars.
Biaya misi ExoMars pada 2020 jauh lebih besar daripada misi pendaratan Schiaparelli. Misi ExoMars 2020 dianggarkan mencapai 1,5 miliar euro yang berkolaborasi dengan Rusia. Sementara itu, Schiaparelli menghabiskan biaya 230 juta euro
Saat ini, ESA masih menyelidiki penyebab kegagalan Schiaparelli yang jatuh pada 19 Oktober lalu. Schiaparelli diluncurkan sejak Maret 2016 dan hilang serta membisu pada Oktober 2016.
Kini, ESA mencoba untuk bangkit kembali untuk terus melanjutkan misi yang dinamakan ExoMars itu pada 2020. Tetapi, ESA harus terkendala biaya dalam memuluskan ambisi mereka mengeskplorasi kehidupan di luar Bumi itu.
"Saya mengusulkan untuk pergi (mengirim pesawat) dengan misi ExoMars pada 2020, tetapi kami butuh biaya untuk itu," ucap Direktur ESA, Jan Woener dikutip Phys.org, Selasa 8 November 2016.
Meski misi Schiaparelli tidak sesuai harapan, tapi mampu menembus atmosfer Mars, membuat ESA tetap berdiri tegak untuk melanjutkan misi ExoMars. Untuk itu, ia mencoba untuk meyakinkan negara-negara di Eropa agar turut berkontribusi pada misi ExoMars.
"Saya harap kami bisa meyakinkan negara-negara anggota ESA mengenai program tersebut. Saya akan sedih, jika kami menghentikan program tersebut," ucap Woerner.
Sesuai jadwal, ESA akan melakukan pertemuan dengan para anggotanya yang terdiri atas 22 perwakilan negara pada acara khusus soal ExoMars 21-22 November 2016. Pada pertemuan tersebut akan dibahas soal anggaran ExoMars.
Biaya misi ExoMars pada 2020 jauh lebih besar daripada misi pendaratan Schiaparelli. Misi ExoMars 2020 dianggarkan mencapai 1,5 miliar euro yang berkolaborasi dengan Rusia. Sementara itu, Schiaparelli menghabiskan biaya 230 juta euro
Saat ini, ESA masih menyelidiki penyebab kegagalan Schiaparelli yang jatuh pada 19 Oktober lalu. Schiaparelli diluncurkan sejak Maret 2016 dan hilang serta membisu pada Oktober 2016.
Credit VIVA.co.id