RAMALLAH
- Otoritas Palestina (PA) menuduh Israel mencoba untuk membunuh
Presiden Mahmoud Abbas seperti yang dilakukan terhadap pemimpin
Palestina sebelumnya, Yasser Arafat. Media Israel menilai tuduhan itu
sebagai fitnah.
Tuduhan oleh Otoritas Palestina itu menjadi laporan Palestinian Media Watch (PMW), situs yang memonitor hasutan anti-Israel. Tuduhan itu pertama kali dipublikasikan media Palestina, Maan News dan juga muncul dalam pernyataan resmi Otoritas Palestina.
“Laporan
Israel mengenai Presiden Abbas ini yang paling berbahaya,” kata juru
bicara faksi Fatah pendukung Abbas, Osama Al-Qawasmi. Menurutnya, Israel
berencana mengeksploitasi situasi untuk menghilangkan Abbas secara
politik dan fisik.
Anggota Komite Eksekutif PLO yang juga
Sekretaris Jenderal PFLP, Ahmed Majdalani, juga menyuarakan tuduhan
serupa.”Israel ingin menyalin skenario dari pembunuhan mendiang Yasser
Arafat,” ujarnya mengacu pada rencana pembunuhan Israel terhadap Abbas.
Namun, media Israel, Arutz Sheva,
pada Senin (7/11/2016), menyebut semua tuduhan itu fitnah. Media itu
menulis bahwa Otoritas Palestina mengabaikan fakta dari beberapa tim
medis soal penyebab kematian Arafat yang tidak disebabkan oleh racun
seperti yang dituduhkan terhadap Israel selama ini.
Sementara itu, sebuah editorial media resmi Otoritas Palestina, Al-Hayat Al-Jadida,
pada pekan lalu menyebut Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman
sebagai ”Menteri Kematian Israel”. Editorial itu mengklaim mengutip
pernyataan Liberman yang berbicara kepada surat kabar Al-Quds.
”Menyerang
(pemimpin PA) Mahmoud Abbas dan menyerukan untuk ‘menggantikannya’
dengan kepemimpinan baru. Siapa pun yang akan kembali dan meninjau apa
yang terjadi pada mendiang Presiden Yasser Arafat dapat memahami metode
Israel berhadapan dengan pemimpin Palestina secara umum dan dengan
pengambil keputusan pada khususnya,” kata Liberman.
“Tidak perlu
untuk mengingatkan Palestina dan Israel dari kampanye kejam terhadap
Yasser Arafat, sampai dia dibawa untuk dimakamkan setelah diracuni oleh
intelijen Israel dan antek tentara bayaran,” lanjut Liberman.
Credit Sindonews