Rabu, 09 November 2016

Lima fakta mengejutkan pada Pemilu AS 2016

 
Lima fakta mengejutkan pada Pemilu AS 2016
Calon presiden dari partai Republik Donald Trump berjabat tangan dengan calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton (REUTERS/Joe Raedle/Pool)
 
Jakarta (CB) - Berdasarkan hasil exit polls (jajak pendapat dari orang-orang yang telah selesai mencoblos di TPS) pada Pemilu 2016 di Amerika Serikat diketahui lima fakta menarik dan mengejutkan.

Dikutip dari laman CNN, lima fakta mengejutkan itu adalah:

Jumlah pemilih kulit putih berkurang, sebaliknya pemilih keturunan Hispanik dan Asia meningkat
  
Menurut jajak pendapat ini 70 persen pemilih adalah kulit putih atau turun dari 72 persen pada Pemilu empat tahun silam. Pemilih kulit hitam juga berkurang dari 13 persen menjadi 12 persen. Sebaliknya pemilih keturunan Asia naik dari 3 menjadi 4 persen, demikian juga keturunan Latin dari 10 menjadi 11 persen.

Pemilih menjatuhkan pilihan karena menyukai kandidatnya, bukan karena membenci lawan kandidatnya.   42 persen pemilih mengaku menjatuhkan hati kepada pilihannya melulu karena mereka suka kepada calon pilihannya. Hanya 25 persen yang memberikan suara karena tidak suka kepada lawan calon pilihannya.

Skandal email dan skandal pelecehan seksual tak berpengaruh banyak karena pemilih sudah memutuskan pilihanya sebelum September tahun lalu.   62 persen pemilih telah memutuskan akan memilih calonnya sebelum September, sedangkan 26 persen lainnya baru memutuskan memilih calon pilihannya antara September dan Oktober. Hanya 12 persen yang baru memutuskan pilihan dalam beberapa hari terakhir ini.
   Ini menyimpulkan skandal email yang menimpa Hillary Clinton dan skandal serangan serta pelecehan seksual oleh Donald Trump tidak terlalu mempengaruhi pilihan pada pemilih terhadap kedua kandidat.

Pilih Hillary atau Trump karena tidak ada pilihan lain, alias pemilih sebenarnya tak terlalu terkesan kepada kedua kandidat.   Hanya empat dari setiap 10 pemilih yang mengaku percaya atau optimistis baik Hillary atau Trump layak memangka jabatan penguasa Gedung Putih.
   Fakta ini sama sekali berlawanan dengan pandangan terhadap presiden yang saat ini sedang memerintah.  Sekitar 54 persen responden menyatakan presiden sekarang Barack Obama telah bertindak sebagaimana seharusnya seorang presiden AS.

80 persen pemilih yakin tidak ada kecurangan dalam Pemilu   Berbalikkan dengan tuduhan Trump bahwa Pemilu akan curang, justru delapan dari setiap 10 pemilih menyatakan percaya hasil Pemilu akan dihitung secara akurat.






Credit  ANTARA News