Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 14 November 2016
Kapal Perang Rusia Tiba di Suriah, Serangan Besar Akan Terjadi?
Kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov disebut mampu mengangkut 50 jet tempur (Reuters)
CB, Aleppo - Sebuah armada kapal perang Rusia tiba di lepas pantai Suriah,
Sabtu (13/11/2016). Armada tersebut diduga akan melakukan serangan
dalam skala besar di Aleppo, baik melalui darat maupun udara.
Dikutip dari The Telegraph, Minggu (13/11/2016), kelompok
yang dipimpin oleh kapal induk Admiral Kuznetsov dan diiringi sebuah
kapal bertenaga nuklir Peter The Great, telah melakukan pelayaran
"provokatif" dalam perjalanannya melalui Selat Inggris untuk mencapai
Mediterania timur.
Komandan kapal Admiral Kuznetsov, Sergei Artamonov, telah
mengonfirmasi kepada stasiun televisi Russia-1 melalui jaringan video
pada 12 November lalu, bahwa pesawat yang dibawa kapal induk telah lepas
landas dari dek kapal untuk melakukan pengintaian.
"Penerbangan yang sedang dilakukan dari dek...mereka bekerja pada koordinasi dengan pelabuhan pantai," ujar Artamonov.
Ketika ditanya apakah pesawat negara lain terbang di atas kapal,
Komandan Peter The Great, Vladislav Malakhovsky, mengatakan, "mereka
takut untuk mendekat dengan jarak 50 kilometer, menyadari betul
bagaimana kuat kapal penjelajah nuklir."
Menurut situs Suriah pro-Assad, al-Masdar News, yang
mengutip salah satu sumber militer menyebut bahwa kapal-kapal perang
akan dikerahkan ke Mediterania untuk setidaknya enam bulan.
Pejabat NATO mengatakan, pengerahan Angkatan Laut Rusia tersebut
merupakan yang terbesar sejak Perang Dingin. Diduga, hal itu dilakukan
untuk menunjukkan kekuatan militer Rusia.
Selain itu terdapat perkiraan bahwa Presiden Vladimir Putin bisa saja
membangun basis militernya di Timur Tengah, demi menegaskan kembali
status Rusia sebagai kekuatan global.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengungkapkan
kekhawatirannya bahwa kapal tersebut dapat digunakan Rusia untuk
mendukung operasi militer di Suriah dan meningkatkan penderitaan warga
sipil di sana.
Seorang
pria berjalan di antara reruntuhan bangunan setelah terjadi serangan
udara di al-Qaterji dekat Aleppo, Suriah (25/9) (Reuters)
Pada pekan lalu, Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan akan
memperpanjang penangguhan serangan udara yang dilakukan sejak 18 Oktober
lalu. Keputusan itu dilakukan setelah pasukan Assad melancarkan
serangan ganas selama satu bulan untuk memukul mundur pemberontak guna
menyerahkan bagian kota yang mereka ambil alih sejak 2012.
Salah satu pejabat senior intelijen Suriah mengatakan, pasukan
pro-pemerintah dan sekutu Rusia mungkin akan menunggu adanya dialog
dengan presiden baru AS, Donald Trump, sebelum memulai serangannya.
Mereka mengisyaratkan melihat kemungkinan untuk menjalin kemitraan
dengan Trump, yang selama kampanye memberikan sinyal bahwa dirinya sedia
untuk bekerja sama dengan Rusia di Suriah.
Situasi di Aleppo timur
saat ini semakin buruk, Sekitar 250.000 warga telah terkepung selama
berbulan-bulan dan mulai kehabisan makanan, obat-obatan, dan air bersih.
Pekan lalu, pemerintah Suriah membuka enam koridor kemanusiaan dan menyebutnya "kesempatan terakhir" untuk meninggalkan kota.