Sejak akhir 2014 lalu, Barat telah menyadari peningkatan aktivitas
pesawat jarak jauh Rusia di atas perairan netral internasional, termasuk
di dekat perbatasan negara-negara NATO. Rusia bahkan dituduh melanggar
peraturan ruang udara internasional. RBTH mencoba memahami makna patroli
yang dilakukan pesawat tempur jarak jauh Rusia, mengapa kegiatan
tersebut diperlukan dan seberapa berbahayakah hal itu bagi negara lain.
Apa yang dilakukan pesawat Rusia di dekat perbatasan negara lain?
Dalam bahasa militer, hal ini disebut patroli tempur. Praktisnya, Rusia sedang mendemonstrasikan 'kekuatan' militernya di ruang udara internasional. Dalam kegiatan tersebut, pesawat Rusia melakukan berbagai aktivitas seperti layaknya pesawat tempur, termasuk melakukan pengisian ulang bahan bakar di udara, menggunakan sistem pengintai radio-elektronik, mempraktikkan serangan tempur, dan lain-lain.
Mengapa pesawat Rusia melakukan patroli tempur?
Untuk pesawat pengangkut misil strategis yang merupakan komponen utama aviasi jarak jauh, penerbangan semacam ini diperlukan untuk mempersiapkan kru pesawat dan agar pesawat tempur selalu waspada. Secara umum, patroli ini bertujuan memperkuat pertahanan nasional negara.
Pesawat apa saja yang melakukan misi patroli tempur?
Pesawat Tu-160, yakni pesawat pengangkut bom dan misil strategis terbesar di dunia yang memiliki sayap geometris dan pesawat turboprop Tu-95MS, yang merupakan pesawat pembawa bom dan misil strategis yang pernah menajdi pesawat baling-baling tercepat di dunia. Kadang mereka juga didampingi oleh pesawat tanker Il-78 dan pesawat pencegat MiG-31.
Pesawat-pesawat tersebut diterbangkan di daerah mana?
Pesawat melakukan misi patroli tempur di atas perairan netral, yakni di area Laut Norwegia, Laut Barents, dan Samudra Atlantik, begitu pula Laut Hitam dan Samudra Pasifik. Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, semua penerbangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara Rusia mematuhi Regulasi Ruang Udara Internasional terkait perairan netral, tanpa melanggar batas wilayah negara lain.
Jenis senjata apa saja yang dibawa oleh pesawat yang melakukan misi patroli tempur tersebut?
Mengutip pernyataan Peter Deinekina, komandan aviasi jarak jauh Uni Soviet, pesawat yang melakukan misi patroli tempur biasanya tidak membawa senjata nuklir, namun mereka memiliki misil strategis.
Apakah pesawat-pesawat ini menyalakan instrumen identifikasi mereka saat melakukan misi patroli tempur?
Kepala Komandan Angkatan Udara Rusia Viktor Bondarev menyebutkan, pesawat militer yang melakukan misi ini tidak menyalakan instrumen ICAO atau transponder. Menurut Bondarev, pesawat tempur mematikan transponder saat melakukan penerbangan militer agar tak terlihat, karena jika menyalakan transponder, maka pesawat akan segera terlihat oleh semua radar.
Apakah pesawat militer yang transpondernya dimatikan berbahaya bagi pesawat sipil?
Menurut militer Rusia, hal ini tidak berbahaya karena rute pesawat militer dan sipil tak pernah bersinggungan. Pada Desember lalu Swedia menuduh pesawat militer Rusia hampir bertabrakan dengan pesawat sipil di wilayah mereka. Namun Kementerian Pertahanan Rusia telah menjelaskan bahwa kecelakaan udara antara pesawat tempur dan pesawat sipil tak mungkin terjadi karena jarak antara pesawat mencapai lebih dari 70 kilometer.
Bagaimana reaksi negara lain terkait misi patroli tempur yang dilakukan oleh pesawat militer Rusia?
Reaksi negara Barat tentu tidak netral, tapi sejauh ini mereka hanya mengeluarkan pernyataan pedas di media. Secara praktis, setelah mengidentifikasi 'pesawat asing', pesawat pencegat terbang dan mendampingi pesawat kami selama beberapa waktu. Media kerap menulis mengenai 'penangkapan' pesawat Rusia, tapi penangkapan tentu memicu serangkaian tindakan perlawanan, dan jika itu terjadi pasti pesawat Rusia melakukan upaya untuk memusnahkan potensi ancaman. Dalam kasus ini, kehadiran pesawat Rusia biasanya hanya diatasi dengan sekedar iringan pesawat tempur.
Akankah Rusia berhenti melakukan patroli udara setelah menerima komplain dari negara-negara NATO?
Pada Minggu (1/3), Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah mengumumkan bahwa Rusia akan memperluas zona patroli tempur pesawat jarak jauh. "Kami tidak berencana menghentikan praktik ini," kata Shoigu.
Dalam bahasa militer, hal ini disebut patroli tempur. Praktisnya, Rusia sedang mendemonstrasikan 'kekuatan' militernya di ruang udara internasional. Dalam kegiatan tersebut, pesawat Rusia melakukan berbagai aktivitas seperti layaknya pesawat tempur, termasuk melakukan pengisian ulang bahan bakar di udara, menggunakan sistem pengintai radio-elektronik, mempraktikkan serangan tempur, dan lain-lain.
Mengapa pesawat Rusia melakukan patroli tempur?
Untuk pesawat pengangkut misil strategis yang merupakan komponen utama aviasi jarak jauh, penerbangan semacam ini diperlukan untuk mempersiapkan kru pesawat dan agar pesawat tempur selalu waspada. Secara umum, patroli ini bertujuan memperkuat pertahanan nasional negara.
Pesawat apa saja yang melakukan misi patroli tempur?
Pesawat Tu-160, yakni pesawat pengangkut bom dan misil strategis terbesar di dunia yang memiliki sayap geometris dan pesawat turboprop Tu-95MS, yang merupakan pesawat pembawa bom dan misil strategis yang pernah menajdi pesawat baling-baling tercepat di dunia. Kadang mereka juga didampingi oleh pesawat tanker Il-78 dan pesawat pencegat MiG-31.
Pesawat-pesawat tersebut diterbangkan di daerah mana?
Pesawat melakukan misi patroli tempur di atas perairan netral, yakni di area Laut Norwegia, Laut Barents, dan Samudra Atlantik, begitu pula Laut Hitam dan Samudra Pasifik. Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, semua penerbangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara Rusia mematuhi Regulasi Ruang Udara Internasional terkait perairan netral, tanpa melanggar batas wilayah negara lain.
Jenis senjata apa saja yang dibawa oleh pesawat yang melakukan misi patroli tempur tersebut?
Mengutip pernyataan Peter Deinekina, komandan aviasi jarak jauh Uni Soviet, pesawat yang melakukan misi patroli tempur biasanya tidak membawa senjata nuklir, namun mereka memiliki misil strategis.
Apakah pesawat-pesawat ini menyalakan instrumen identifikasi mereka saat melakukan misi patroli tempur?
Kepala Komandan Angkatan Udara Rusia Viktor Bondarev menyebutkan, pesawat militer yang melakukan misi ini tidak menyalakan instrumen ICAO atau transponder. Menurut Bondarev, pesawat tempur mematikan transponder saat melakukan penerbangan militer agar tak terlihat, karena jika menyalakan transponder, maka pesawat akan segera terlihat oleh semua radar.
Apakah pesawat militer yang transpondernya dimatikan berbahaya bagi pesawat sipil?
Menurut militer Rusia, hal ini tidak berbahaya karena rute pesawat militer dan sipil tak pernah bersinggungan. Pada Desember lalu Swedia menuduh pesawat militer Rusia hampir bertabrakan dengan pesawat sipil di wilayah mereka. Namun Kementerian Pertahanan Rusia telah menjelaskan bahwa kecelakaan udara antara pesawat tempur dan pesawat sipil tak mungkin terjadi karena jarak antara pesawat mencapai lebih dari 70 kilometer.
Bagaimana reaksi negara lain terkait misi patroli tempur yang dilakukan oleh pesawat militer Rusia?
Reaksi negara Barat tentu tidak netral, tapi sejauh ini mereka hanya mengeluarkan pernyataan pedas di media. Secara praktis, setelah mengidentifikasi 'pesawat asing', pesawat pencegat terbang dan mendampingi pesawat kami selama beberapa waktu. Media kerap menulis mengenai 'penangkapan' pesawat Rusia, tapi penangkapan tentu memicu serangkaian tindakan perlawanan, dan jika itu terjadi pasti pesawat Rusia melakukan upaya untuk memusnahkan potensi ancaman. Dalam kasus ini, kehadiran pesawat Rusia biasanya hanya diatasi dengan sekedar iringan pesawat tempur.
Akankah Rusia berhenti melakukan patroli udara setelah menerima komplain dari negara-negara NATO?
Pada Minggu (1/3), Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah mengumumkan bahwa Rusia akan memperluas zona patroli tempur pesawat jarak jauh. "Kami tidak berencana menghentikan praktik ini," kata Shoigu.
Credit RBTH Indonesia