CB- Ribuan mantan tentara Australia yang kembali dari penugasan ke
daerah konflik hidup di jalanan sebagai tunawisma. Sesama veteran di
Australia melakukan penggalangan dana dan mendesak pemerintah
mengalokasikan dana senilai $1 juta untuk membantu rekan mereka hidup
layak.
Ketika meluncurkan kegiatan penggalangan dana dalam
sebuah konferensi liga veteran di Hobart, Direktur Liga Veteran
Australia ( RSL ), Garrie Gibson menyatakan para veteran perang
Australia membutuhkan lebih banyak dukungan.
Diperkirakan
saat ini ada lebih dari 3.000 veteran perang tidur dijalan setiap
malamnya di Australia. Oleh karena itu Gibson mengatakan organisasinya
berencana membangun sebuah pusat krisis di Sydney yang menyediakan
akomodasi dan konsultasi bagi veteran yang menderita gangguan pasca
trauma (PTSD).
Mantan Komando Operasi Khusus, Geoff
Evans mengatakan peserta konferensi kalau dirinya melihat rekannya
meledak dalam jarak hanya beberapa meter saja darinya, begitu juga
anak-anak sipil selama 2 kali rotasi penugasannya di Afghanistan.
"Sangat sulit sekali kembali dari perang dan berpura-pura kalau pengalaman traumatis itu tidak pernah terjadi," katanya.
"Kebanyakan
dari para veteran tidak menyadari skala gangguan trauma yang mereka
derita hingga dia mengungkapkan kisahnya ke publik," katanya.
Evans
mengaku dia memutuskan untuk mempublikasikan kisah hidupnya karena
tidak banyak orang yang membahas masalah yang dialami para veteran
perang. Pada Maret lalu Evans berhasil membuka tempat persinggahan bagi
para veteran di Sydney.
"Ada ketimpangan yang
sangat lebar dalam sistem kita dan menurut saya itu membuktikan kalau
saat ini di shelter saya ada 32 veteran muda yang tunawisma yang tinggal
di Narabeen dan saya yakin itu hanya dipermukannya saja,"
Dana yang terkumpul dalam event ini akan digunakan untuk membuka pusat krisis lainnya untuk veteran tunawisma di Sydney.
"Mereka
telah ditempatkan dalam situasi ini karena pelayanan mereka kepada
bangsa, mereka telah menempatkan diri mereka dalam kondisi yang
membahayakan dan berhadapan dengan situasi yang sangat mengerikan dan
itu jelas banyak berdampak pada diri mereka," kata Gibson.
Menurut
Evans kondisi yang sama juga terjadi di negara bagian lain di Australia
dengan semakin banyaknya veteran perang yang kembali dari tugasnya.
Desakan
soal minimnya dukungan bagi tentara yang kembali dari dinas di negara
konflik diungkapkan seiring dengan kebijakan pemerintah yang
mengalokasikan dana lebih dari $300 miliar untuk memperingati satu abad
pertempuran Anzac.
"Saya
pastikan para pahlwan PD I (Anzac) akan bangkit dari kuburnya jika saja
mereka mengetahui bahkan 100 tahun setelah Australia berperang ternyata
kita masih belum memberikan dukungan yang cukup bagi veteran perang
laki-laki maupun perempuan," katanya.
Liga
Veteran Perang Australia menyatakan saat ini jumlah jumlah tentara yang
kembali dari penugasan di medan perang atau daerah konflik yang
menderita penyakit mental terus meningkat, sehingga pembangunan pusat
krisis serupa untuk mereka sangat mendesak.
Credit Tribunnews.com