Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, saat kunjungan ke kapal induk Prancis di Teluk meminta “strategi kesabaran” dalam perang melawan kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Irak dan Suriah.
Menurutnya membombardir basis ISIS secara belebihan akan menjadi kesalahan karena berisiko memakan korban jiwa dari kalangan sipil. Selain itu, juga berpotensi dijadikan bahan propaganda ISIS.
”Jadi kita memiliki tanggung jawab untuk menggunakan kekuatan serangan udara secara tepat. Dan itu berarti bahwa dibutuhkan waktu untuk mengumpulkan data intelijen yang akurat terkait target,” lanjut Jenderal Dempsey, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (9/3/2015).
“Bom ‘karpet’ melalui Irak bukanlah jawaban,” sambung dia. ”Saya pikir itu akan membutuhkan strategi kesabaran.”
Sementara itu, kepala militer Prancis, Jenderal Pierre de Villiers, memahami kekhawatiran jenderal AS itu. Koalisi Internasional Anti-ISIS kin menghadapi "paradoks". Sebab, negara-negara Barat ingin perang dengan ISIS dilakukan cepat, namun di sisi lain hal itu akan merugikan Irak karena harus membangun kembali wilayahnya yang hancur setelah dikuasai ISIS.
Irak sendiri telah memohon bantuan kepada koalisi untuk membantu melindungi situs arkeologi di negara itu sebelum ISIS menghancurkannya lebih banyak. ”Kami meminta dukungan udara,” kata Menteri Pariwisata dan Benda Antik Irak, Adel Fahad al-Shershab.
Credit SINDOnews