Modifikasi cuaca merupakan upaya untuk memanipulasi alam.
Ilustrasi (REUTERS/Christinne Muschi)
Hal ini diungkapkan oleh seorang ilmuwan dari Rutgers University di New Jersey. Ia mengaku mendapatkan telepon dari pihak CIA yang menanyakan kemungkinan adanya kemampuan modifikasi cuaca yang dimiliki Rusia atau Korea Utara.
"Seorang konsultan yang bekerja untk CIA menelepon saya. Dia ingin mengetahui, apakah memungkinkan untuk mengetahui jika ada orang yang sedang mengganggu cuaca di suatu daerah tertentu? Jika kita memodifikasi cuaca di wilayah tertentu, apakah pemerintah wilayah itu bisa mengetahuinya?" jelas Profesor Alan Robock, seperti dikutip Daily Mail, Selasa 16 Februari 2015.
Robock sendiri merupakan satu dari banyak ilmuwan di dunia yang secara aktif meneliti mengenai modifikasi cuaca, sebagai cara untuk memerangi perubahan iklim. Dijelaskan Robock kepada si penelepon, modifikasi cuaca dengan jumlah yang besar akan mampu dilacak oleh pihak lain.
Modifikasi cuaca merupakan upaya untuk memanipulasi alam, khususnya awan hujan dengan menyemai senyawa yang menimbulkan hujan atau justru menahannya. Militer Amerika sendiri telah lama menggunakan pola ini untuk memenangkan peperangan. Beberapa di antaranya saat perang Vietnam, Kuba, dan lainnya.
Ilmuwan itu berharap jika penelitian yang ia lakukan bisa transparan dan diketahui oleh dunia internasional. Dengan demikian, teknologi itu tak akan bisa digunakan untuk kepentingan jahat.
Robock juga membocorkan rahasia jika CIA berminat untuk mendanai penelitian terkait geoengineering. Selain CIA, beberapa institusi lain juga berminat, seperti NASA.
Credit VIVA.co.id