Rabu, 04 Februari 2015

PMN disetujui, Pindad akan genjot produksi senjata




PMN disetujui, Pindad akan genjot produksi senjata
Senjata produksi PT Pindad dipajang saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Divisi Senjata PT Pindad, Bandung, Jabar. Presiden menyatakan akan menyuntikkan dana Rp700 miliar ke PT Pindad guna mendorong berkembangnya industri alutsista produksi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan pertahanan nasional. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Jakarta (CB) - Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim mengatakan siap memenuhi permintaan senjata oleh Pemerintah kepada TNI/Polri sejalan dengan rencana perolehan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp700 miliar yang diusulkan pada RAPBN-P 2015.

"Kemenhan pada 2015 meningkatkan pembelian senjata higga 40 persen. Kami (Pindad) siap memenuhinya dengan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi senjata dan amunisi," kata Silmy, sebelum Rapat Kerja Panja PMN dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin.

Menurut Silmy, proses trasformasi di Pindad tengah berlangsung dengan tiga target yaitu: mampu memenuhi keinginan dari pemerintah untuk melengkapi alutsista.

Kedua, memenuhi spesifikasi dan kualitas dari konsumen, dan ketiga menyiapkan Pindad bersaing dengan produsen senjata internasional.

Ia menjelaskan, kebutuhan dana PMN sebesar Rp700 miliar pada 2015 akan dialokasikan untuk perbaikan lini produksi alutsista sebesar Rp593,5 miliar, meliputi pengembangan lini munisi kalber besar dan roket, lini produksi tank dan kendaraan tempur, munisi kalber kecil senjata laras panjang dan laras pendek.

Selanjutnya pengembangan bisnis produk industrial untuk mendukung proros maritim Rp66,5 miliar, meliiputi bisnis peledak, bisnis sarana dan pertahanan transportasi.

Sedangkan sebesar Rp25 miliar dialokasikan untuk pengembangan fasilitas produk dan proses "learning center", serta pengembangan kompetensi sumber daya manusia sebesar Rp15 miliar.

Menurut Silmy, proses trasformasi di PT Pindad tengah berlangsung dengan tiga target yaitu pertama mampu memnuhi keingingan dari pemerintah untuk memenuhi alutsista.

Kedua memenuhi spesifikasi dan kualitas dari konsumen, dan ketiga menyiapkan Pindad bersaing dengan produsen senjata internasional.

Silmy yang baru sekitar 40 hari menjabat Dirut Pindad ini menuturkan tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana memenuni kebutuhan alutsista dalam negeri, yang dikaitkan dengan penghematan devisa, peningkatan pajak, peningkatan jumlah lapangan pekerjaan dan pengembangan teknologi.

"Tidak ada alasan untuk tidak mandiri dari sisi alutsista. Memang perlu proses untuk menyempurnakan kapasitas, namun harus yakin Pindad itu mengembangkan diri," tegasnya.

Credit  ANTARA News