Ilustrasi jam saku. (Dok. Pixabay/Tentes)
Ini merupakan sebuah hal biasa yang disebut dengan lompatan detik (leap second). Menurut Nick Stamatakos, kepala Parameter Orientasi Bumi di US Naval Observatory, hal ini sepenuhnya berasal dari ilmu dan penghitungan fisika serta pengamatan astronomi.
Para ahli sepakat bahwa waktu di Bumi harus disesuaikan dengan jam atom sebagai acuan waktu dunia. "Penjelasan sederhananya adalah bumi sedikit lebih lambat," kata Stamatakos kepada Australian Broadcasting Corporation.
Ia menjelaskan bahwa rotasi Bumi dapat mempercepat atau memperlambat gerakan karena pasang surut dan perubahan dalam inti Bumi. Itu berarti, para ahli di IERS percaya bahwa jam atom mampu menjaga waktu lebih akurat daripada rotasi planet kita sendiri.
Tentu saja gerakan ini membuat manusia kesulitan untuk menentukan waktu yang tepat. Pada akhirnya, para ahli menggunakan jam atom sebagai solusi untuk menetapkan waktu dengan lebih akurat.
"Jam atom menjaga jalannya waktu jauh lebih baik dari pada bumi itu sendiri. Mereka satu juta kali lebih stabil," ujar Whibberley dikutip dari The Guardian.
"Sebelumnya, Bumi adalah referensi utama dan dari awal tahun 1960, jam atom yang menjadi acuan waktu tetap disesuaikan dengan gerakan Bumi. Kemudian pada tahun 1972 diperkenalkan fenomena lompatan detik untuk menyesuaikan seberapa cepat waktu berjalan dengan gerakan Bumi," lanjutnya.
Untuk mendapatkan waktu yang sesuai dengan gerakan Bumi, maka satu detik ekstra ditambahkan secara berkala pada Universal Time Coordinated (UTC) sebagai patokan standar waktu dunia.
Aturan ini dibuat oleh para ilmuwan di IERS, sebuah lembaga internasional yang bertugas memantau waktu dunia berserta standarnya yang diukur melalui Earth Orientation Parameters (EOP) dan International Celestial Reference System (ICRS).
Kesepakatan menyamakan waktu dunia dipandang penting oleh pemerintah di suatu negara. Karena, hal ini berhubungan dengan sistem waktu pada layanan yang berkaitan dengan komunikasi, navigasi, penerbangan, dan layanan lain.
Lompatan detik ini bukan hal yang jarang terjadi. Bahkan kemungkinan setiap tahun dapat terjadi fenomena ini. Lompatan detik pertama kali ditemukan pada tahun 1972. Saat itu bumi melambat hingga 15 detik dari tahun sebelumnya.
Perdebatan soal lompatan waktu mulai ramai pada tahun 2000 karena hal ini sempat mengganggu urusan teknis dari sebuah layanan skala global. Di tahun 2012, lompatan detik membuat 400 penerbangan Qantas tertunda. Sejumlah layanan situs web juga terganggu seperti Reddit dan LinkedIn.
Nasib lompatan detik ini mungkin menjadi jelas setelah digelar Konferensi Komunikasi Radio Dunia pada November 2015 mendatang.
Credit CNN Indonesia