Idlib (CB) - Ribuan warga sipil tewas sementara lebih dari setengah juta orang lagi kehilangan tempat tinggal di Suriah sejak September 2014, ketika pasukan koalisi internasional pimpinan AS melancarkan "aksi kontra-teror", kata satu organisasi kemanusiaan yang berpusat di Inggris, pada Rabu (20.3).

Laporan oleh Jaringan Suriah bagi Hak Asasi Manusia "mendokumentasikan 3.035 warga sipil tewas, termasuk 924 anak dan 656 perempuan (perempuan dewasa) di tangan pasukan koalisi internasional sejak dimulainya campur-tangan militer mereka di Suriah sampai Maret 2019".

Laporan itu juga mengungkapkan bahwa "sedikitnya 560.00 warga telah dipaksa mengungsi oleh serangan pasukan koalisi internasional.

Laporan tersebut memperlihatkan 32 persen kematian warga sipil disebabkan oleh serangan koalisi selama masa jabatan mantan presiden AS Barack Obama, dan serangan itu "mulai bersifat lebih sistematis dan menimbulkan lebih banyak kekacauan di bawah pemerintahan Presiden (Donald) Trump".

"Serangan yang dilancarkan oleh pasukan koalisi internasional selama masa jabatan presiden Obama menewaskan sedikitnya 976 warga sipil, termasuk 194 anak kecil, dan 294 perempuan", kata kelompok hak asasi manusia tersebut, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Selama masa jabatan Presiden Trump, kata laporan itu, jumlah orang yang tewas adalah "tak kurang dari 2.059 warga sipil, termasuk 730 anak kecil dan 362 peempuan".

Pasukan koalisi internasional, katanya, juga melancarkan sedikitnya lima serangan dengan menggunakan amunisi pembakar.

Laporan tersebut juga mendokumentasikan "sedikitnya 172 serangan terhadap instalasi sipil, termasuk 25 serangan terhadap sekolah, 16 serangan terhadap instalasi medis dan empat serangan terhadap pasar".