Ilustrasi. (Reuters/SNPA/Martin Hunter)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Selandia Baru akan mengumandangkan azan salat Jumat pada pekan ini secara nasional sebagai bentuk solidaritas setelah teror penembakan di dua masjid Christchurch.
Ardern mengatakan bahwa sejak teror yang merenggut 50 nyawa pada Jumat pekan lalu itu, banyak warga Selandia Baru ingin menunjukkan dukungan mereka kepada komunitas Muslim agar tetap leluasa beribadah.
Ardern mengatakan bahwa sejak teror yang merenggut 50 nyawa pada Jumat pekan lalu itu, banyak warga Selandia Baru ingin menunjukkan dukungan mereka kepada komunitas Muslim agar tetap leluasa beribadah.
Selain itu, menurut Ardern, ada pula keinginan untuk memperingati momen sepekan setelah tragedi Christchurch tersebut.
"Untuk menanggapi ini, akan ada mengheningkan cipta selama dua menit pada Jumat ini. Kami juga akan menyiarkan panggilan untuk salat secara nasional melalui TVNZ dan RadioNZ," ujar Ardern sebagaimana dikutip TVNZ, Rabu (20/3).
Dengan pengumuman ini, Ardern semakin menjadi perbincangan di jagad maya. Sebelumnya, Ardern disanjung karena dianggap sangat cepat menanggapi serangan teror tersebut.
Sehari setelah insiden, Ardern langsung mengumumkan bahwa ia akan berupaya merevisi undang-undang kepemilikan senjata di negaranya.
Ia juga mengucapkan "Assalamualaikum" saat mengawali pernyataan perdananya di parlemen pasca-teror Christchurch pada Selasa (19/3).
Dalam pidato tersebut, Ardern bersumpah tidak akan menyebutkan nama pelaku penembakan massal di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood tersebut.
"Anda
semua tidak akan pernah mendengar saya menyebut namanya. Dia adalah
teroris, dia adalah seorang kriminal, dia adalah seorang ekstremis. Dia
tidak akan memiliki nama ketika saya yang berbicara," ucap Jacinda di
depan parlemen pada Selasa (19/3) seperti dikutip CNN.
"Kepada Anda semua, saya mohon sebutlah nama-nama mereka yang menjadi korban daripada orang yang mengambil nyawa mereka. Dia (pelaku) mungkin mencari ketenaran, tetapi kami tidak akan memberikan itu, bahkan namanya sekalipun."
"Kepada Anda semua, saya mohon sebutlah nama-nama mereka yang menjadi korban daripada orang yang mengambil nyawa mereka. Dia (pelaku) mungkin mencari ketenaran, tetapi kami tidak akan memberikan itu, bahkan namanya sekalipun."
Credit cnnindonesia.com