India mengklaim membombardi markas JeM di Pakistan.
CB,
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Beberapa hari lalu, India mengaku pesawat
tempurnya membombardir markas gerilyawan di wilayah Pakistan. Serangan
disebut menghancurkan sebuah sekolah danmenewaskan gerilyawan.
Namun kejadian ini justru menimbulkan beberapa kejanggalan. Tim
Reuters mencoba mengunjungi lokasi kejadian, hasilnya sekolah tersebut tidak mengalami kerusakan bahkan terlihat sepi.
“Kami melihat madrasah, atau sekolah agama, pada hari Kamis
dari jarak 100 meter di lokasi kawah tempat dua rudal India menyerang.
Bangunan itu sendiri, yang terletak di atas bukit dan dikelilingi oleh
pohon-pohon pinus, tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau
aktivitas,” ujarnya seperti dikutip dari laman
Reuters, Jumat (8/3).
Gambar-gambar
satelit resolusi tinggi juga menunjukkan bahwa madrasah, yang
dijalankan oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammad masih berdiri dan
hampir tidak berubah dari foto satelit April 2018 dari fasilitas
tersebut.
Penduduk setempat mengatakan kepada
Reuters
bahwa sekolah itu, di dekat desa Jaba dan kota Balakot di provinsi
Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, tidak lagi beroperasi. "Itu ditutup pada
Juni tahun lalu," kata seorang warga. "Dulunya adalah madrasah tetapi
tidak lagi aktif,” ucapnya sambil menunjuk ke sebuah bangunan putih di
atas salah satu bukit di sekitar Jaba.
Seorang
lelaki lain, Mohammad Naseem, mengatakanmadrasah di daerah itu yang
dibuka pada masa pemerintahan Jenderal Zia-ul-Haq 1978-88. Tetapi
madrasah tersebut sudah tidak beroperasi. Hal ini lantaran kebijakan
Islamisasi Zia dipandang telah meradikalisasi masyarakat Pakistan.
Reuters
tidak diizinkan mengakses situs madrasah dari jalan yang berbeda karena
pejabat keamanan Pakistan khawatiran keamanan. Para pejabat militer
yang ditempatkan di dekat lokasi itu tidak ingin berbicara tentang
fasilitas JeM tetapi mengatakan tidak ada kerusakan yang disebabkan oleh
bangunan apapun dan tidak ada korban jiwa dalam serangan India.
"Mereka mengatakan bahwa mereka membunuh 300 orang tetapi mereka bahkan tidak mendapatkan 300 pohon," kata seorang tentara.
Pemerintah
Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengatakan misil-misilnya
pada 26 Februari mengenai semua sasaran yang dimaksudkan, termasuk
madrasah.
Kementerian luar negeri dan pertahanan India tidak menjawab pertanyaan yang dikirim melalui
email yang dikirim dalam beberapa hari terakhir, untuk mengomentari gambar satelit tentang serangan udara.
Jaish-e-Mohammed
(JeM) mengklaim bertanggung jawab atas serangan 14 Februari dan
menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India. Serangan itu membuat
hubungan Pakistan-India memanas.