Jumat, 08 Maret 2019

Kejanggalan-Kejanggalan Serangan India ke Pakistan


Foto yang diambil dari video pasokan PTV memperlihatkan  Komandan Abhinandan Varthaman, yang menjadi wajah dan simbol dari bentrok terbesar antara India dan Pakistan, berjalan melintasi perbatasan menuju India di Wagah, Pakistan, Jumat (1/3). Pakistan telah menyerahkan pilot India.
Foto yang diambil dari video pasokan PTV memperlihatkan Komandan Abhinandan Varthaman, yang menjadi wajah dan simbol dari bentrok terbesar antara India dan Pakistan, berjalan melintasi perbatasan menuju India di Wagah, Pakistan, Jumat (1/3). Pakistan telah menyerahkan pilot India.
Foto: AP

India mengklaim membombardi markas JeM di Pakistan.




CB, REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Beberapa hari lalu, India mengaku pesawat tempurnya membombardir markas gerilyawan di wilayah Pakistan. Serangan disebut menghancurkan sebuah sekolah danmenewaskan gerilyawan.


Namun kejadian ini justru menimbulkan beberapa kejanggalan. Tim Reuters mencoba mengunjungi lokasi kejadian,  hasilnya sekolah tersebut tidak mengalami kerusakan bahkan terlihat sepi.

“Kami melihat madrasah, atau sekolah agama, pada hari Kamis dari jarak 100 meter di lokasi kawah tempat dua rudal India menyerang. Bangunan itu sendiri, yang terletak di atas bukit dan dikelilingi oleh pohon-pohon pinus, tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau aktivitas,” ujarnya seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (8/3).


Gambar-gambar satelit resolusi tinggi juga menunjukkan bahwa madrasah, yang dijalankan oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammad masih berdiri dan hampir tidak berubah dari foto satelit April 2018 dari fasilitas tersebut.


Penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa sekolah itu, di dekat desa Jaba dan kota Balakot di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, tidak lagi beroperasi. "Itu ditutup pada Juni tahun lalu," kata seorang warga.  "Dulunya adalah madrasah tetapi tidak lagi aktif,” ucapnya sambil menunjuk ke sebuah bangunan putih di atas salah satu bukit di sekitar Jaba.


Seorang lelaki lain, Mohammad Naseem, mengatakanmadrasah di daerah itu yang dibuka pada masa pemerintahan Jenderal Zia-ul-Haq 1978-88. Tetapi madrasah tersebut sudah tidak beroperasi. Hal ini lantaran kebijakan Islamisasi Zia dipandang telah meradikalisasi masyarakat Pakistan.


Reuters tidak diizinkan mengakses situs madrasah dari jalan yang berbeda karena pejabat keamanan Pakistan khawatiran keamanan. Para pejabat militer yang ditempatkan di dekat lokasi itu tidak ingin berbicara tentang fasilitas JeM tetapi mengatakan tidak ada kerusakan yang disebabkan oleh bangunan apapun dan tidak ada korban jiwa dalam serangan India.


"Mereka mengatakan bahwa mereka membunuh 300 orang tetapi mereka bahkan tidak mendapatkan 300 pohon," kata seorang tentara.


Pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengatakan misil-misilnya pada 26 Februari mengenai semua sasaran yang dimaksudkan, termasuk madrasah.


Kementerian luar negeri dan pertahanan India tidak menjawab pertanyaan yang dikirim melalui email yang dikirim dalam beberapa hari terakhir, untuk mengomentari gambar satelit tentang serangan udara.


Jaish-e-Mohammed (JeM) mengklaim bertanggung jawab atas serangan 14 Februari dan menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India. Serangan itu membuat hubungan Pakistan-India memanas.






Credit  republika.co.id