Sebanyak 51 ribu ton gandum di kota ini terancam membusuk
CB,
DUBAI— Utusan Khusus PBB untuk Yaman mengatakan pentingnya akses ke
gudang-gudang gandum yang berada di garis depan di kota pelabuhan
Hodeidah karena menikatnya risiko membusuknya bahan makanan itu.
Gudang-gudang
gandum milik Program Pangan Dunia (WFP) di pabrik-pabrik penggilingan
di Laut Merah cukup untuk menghidupi 3,7 juta warga selama satu bulan.
“Namun, tempat itu tidak dapat diakses selama lebih dari lima bulan,” kata Utusan Khusus Martin Griffiths, Senin (11/2).
Perang
yang berlangsung selama hampir empat tahun di Yaman telah menewaskan
puluhan ribu orang, meruntuhkan perekonomian, dan membuat jutaan orang
berada di ambang kelaparan.
PBB mendorong penerapan
gencatan senjata dan penarikan pasukan dari Hodeidah yang disetujui
Desember lalu di Swedia. Hodeidah merupakan titik masuk utama sebagian
besar impor Yaman.
Mengakses 51 ribu ton gandum dan
perlengkapan penggilingan milik PBB di garis depan titik pertempuran
tersebut menjadi bahasan utama pembicaraan perdamaian yang tengah
berlangsung.
Negosiasi antara pihak-pihak yang
bertikai pada pekan lalu menghasilkan hal yang PBB sebut sebagai
"kompromi awal" untuk menarik pasukan, meskipun kesepakatan akhirnya
belum disetujui.
Griffiths mengatakan dia terdorong
oleh kesepakatan baru-baru ini yang dicapai semua pihak dalam
pembicaraan untuk menemukan jalan guna mengakses pengilingan tersebut.
"Kami
menekankan bahwa jaminan akses ke penggilingan-penggilingan tersebut
merupakan tanggung jawab bersama antara berbagai pihak yang bertikai di
Yaman. Dengan akses yang aman, tidak terbatas, dan berkelanjutan, PBB
bisa membuat makanan yang sangat dibutuhkan oleh warga ini tersedia,"
katanya dalam pernyataan.
Pernyataan bersama antara
Griffiths dan Kepala Kantor Urusan Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB
(OCHA) Mark Lowcock menegaskan bahwa PBB meningkatkan kegiatan
operasionalnya untuk membantu menyediakan makanan bagi hampir 12 juta
warga yang membutuhkan di penjuru Yaman.