Kelompok FETO dituduh berada di belakang upaya kudeta di Turki
CB,
ANKARA -- Para pejabat Turki dan delegasi Amerika Serikat (AS) pada
Kamis (3/1) bertemu di Ibu Kota Turki, Ankara, untuk membahas berbagai
upaya guna menghadapi Organisasi Teroris Fetullah (FETO). Kelompok FETO
dituduh berada di belakang upaya kudeta di Turki.
"Pertemuan 11-jam di Ankara Courthouse tersebut dihadiri oleh Wakil
Kepala Jaksa Penuntut Umum Ankara Ramazan Dinc, Jaksa Penuntut Umum Ali
Alper Saylan, para pejabat Kementerian Kehakiman Turki, dan delegasi AS
(termasuk para pejabat FBI)," kata beberapa sumber Turki yang tak ingin
disebutkan jati diri mereka karena keterbatasan untuk berbicara dengan
media.
Kemal Batmaz, yang disebut imam sipil kelompok FETO
dan telah dijebloskan ke dalam penjara, dihadirkan di ruang
dengar-pendapt untuk ditanyai, demikian laporan Kantor Berita Anadolu,
Jumat (4/1). Namun ia dilaporkan menolak untuk memberi keterangan.
Selain
Batmaz, dua orang lagi juga ditanyai. Pembicaraan itu, yang dijadwalkan
diadakan pada Kamis dan Jumat, dipandang penting karena memajan peran
pemimpin FETO, Fetullah Gulen, yang bermarkas di AS, dan kalangan
dalamnya.
Jaksa Penuntut Umum Ankar sebelumnya telah
mengkonfirmasi bahwa 'para imam sipil', yakni Batmaz, Adil Oksuz, Hakan
Cicek, Harun Bisnis dan Nurettin Oruc, berada di AS pada Januari, Maret,
dan Juni 2016, sebelum upaya kudeta Juli.
Para tokoh itu
dikenal telah mengadakan pembicaraan dengan Gulen 'berkaitan dengan
kudeta yang gagal' tersebut. FETO dan pemimpinnya, Gulen,
melatar-belakangi kudeta yang gagal itu pada 15 Juli 2016, yang
menewaskan 250 orang dan melukai hampir 2.200 orang lagi.
Ankara
juga telah mengatakan FETO berada di belakang kegiatan yang sudah
berlangsung lama guna menggulingkan negara melalui penyusupan ke
berbagai lembaga Turki, terutama militer, polisi dan kehakiman.
Ankara
telah lama mengupayakan pengekstradisian Gulen dan menyampaikan
kekecewaan mengenai penundaan yang dilakukan pihak AS. Para pemimpin
Turki dalam beberapa pekan belakangan telah mengatakan AS kini
memperlihatkan minat yang lebih besar dalam kemungkinan pengekstradisian
Gulen dan bertindak terhadap anggota FETO di Amerika Serikat.
Sebelum
kudeta yang gagal dan tindakan keras sesudahnya, FETO dan anggotanya
dituduh menjalankan pemerintah bayangan setelah mennyusupi berbagai
lembaga negara Turki, termasuk militer dan lembaga kehakiman.