Jumat, 04 Januari 2019

Tinggalkan Suriah, AS Ingin Pastikan Turki Tak Bantai Kurdi


Tinggalkan Suriah, AS Ingin Pastikan Turki Tak Bantai Kurdi
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo. Foto/REUTERS
    
    

WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku sudah berbicara kepada pemerintah Turki untuk memastikan pasukan Ankara tidak membantai warga Kurdi di Suriah. Washington menginginkan kepastian itu ketika pasukannya bersiap meninggalkan Suriah.

Pembicaraan kedua pemerintah itu diungkap Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo pada hari Kamis waktu Washington.

Pompeo mencatat kekhawatiran yang semakin meningkat yang dirasakan pasukan Kurdi—sekutu AS di Suriah utara—ketika dia membela keputusan mendadak Presiden Donald Trump untuk menarik seluruh pasukan Amerika dari negara yang dilanda perang tersebut.

“Pentingnya memastikan bahwa Turki tidak membantai suku Kurdi, perlindungan minoritas agama di Suriah. Semua hal itu masih menjadi bagian dari rangkaian misi Amerika," kata Pompeo kepada Newsmax, situs berita dan opini AS yang populer di kalangan konservatif, yang dikutip Jumat (4/1/2019).

Menteri Pertahanan Amerika James Norman Mattis telah mengundurkan diri karena tak setuju dengan perintah penarikan pasukan oleh Presiden Trump. Pengunduran diri bos Pentagon itu membuat marah presiden yang kemudian mengisyaratkan dirinya akan memperlambat penarikan pasukan Amerika dari Suriah.

Pompeo dalam wawancara mengatakan bahwa penarikan pasukan Amerika akan dijalankan, tetapi dia tidak akan memberikan waktu yang lebih tepat. Alasannya, dia tidak ingin memberi tip kepada musuh AS.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membersihkan Suriah dari pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang dia pandang terkait dengan Partai Pekerja Kurdi atau PKK. Bagi Turki, PKK merupakan musuh dan dianggap organisasi teroris karena telah melancarkan pemberontakan berdarah di Turki sejak 1984.

Para pasukan Kurdi selama ini menjadi tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Pasukan oposisi Suriah itu menjadi sekutu Washington dalam memerangi ISIS dan telah merebut sebagian wilayah Suriah.

Sebelumnya, Pemerintah Suriah mengatakan pada hari Rabu bahwa para pasukan YPG telah meninggalkan Manbij, sebuah kota kunci yang direbut dari ISIS di dekat perbatasan Turki. Hengkangnya pasukan YPG itu seiring dengan rencana penarikan AS dari Suriah.

Trump, yang menyatakan bahwa pasukan AS tidak lagi diperlukan di Suriah ketika ISIS dikalahkan, telah berbicara kepada Erdogan sebelum memutuskan untuk menarik pasukan Washington. Tapi Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat masih memiliki "keprihatinan nyata" dengan Erdogan, termasuk pada penahanan warga AS di Turki.

"Ada banyak tempat di mana kita perlu bekerja dengan Presiden Erdogan dan kepemimpinan Turki untuk mendapatkan hasil yang baik bagi Amerika Serikat," kata Pompeo.

Penasihat keamanan nasional John Bolton dan pointman AS di Suriah, Jim Jeffrey, dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan di Turki pada minggu depan. 





Credit  sindonews.com