Jumat, 25 Januari 2019

Ikuti Jejak AS, Inggris Akui Guaido Pemimpin Venezuela


Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Inggris menilai pemilu Venezuela berlangsung cacat.




CB, LONODN -- Inggris mengikuti jejak AS mendukung pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai ketua Majelis Nasional yang terpilih secara demokratis. Hal itu diungkapkan juru bicara Perdana Menteri Theresa May pada Kamis (25/1).

Pemerintah Inggris menilai, pemilu presiden 2018 berlangsung tidak secara bebas dan adil. Guaido pada Rabu menyatakan dirinya sebagai presiden sementara. Ia mengantongi dukungan dari Washington dan sejumlah negara Amerika Latin.


"Pemilu Presiden 2018 di Venezuela tidak berlangsung secara bebas dan adil, sehingga dasar kekuatan rezim tersebut cacat. Kami mendukung penuh Majelis Nasional yang terpilih secara demokratis dengan Juan Guaido sebagai presidennya," kata juru bicara May.

Ia juga menilai keputusan Nicolas Maduro untuk memutus hubungan diplomatik dengan Venezuela tak dapat diterima.



Tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro menguat. Sejumlah negara Amerika Latin seperti  Argentina, Brasil, Cile, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Honduras, Panama, Paraguay, dan Peru menolak terpilihnya Maduro.


Mereka lebih memilih mengaku pemimpin oposisi di Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido (35 tahun) sebagai presiden.  Tak hanya di kawasan Latin, Amerika Serikat, sebagai pemain besar di perpolitikan dunia juga ngotot untuk menyingkirkan Maduro. Presiden AS Donald Trump juga lebih memilih mengakui Guaido.




Credit  republika.co.id