CB, Denmark –
Pemerintah Denmark menyayangkan sikap manajamen Danske Bank, yang
merupakan bank terbesar di negara itu, karena tidak terbuka soal praktek
pencucian uang yang melanda bankini. Pemerintah juga menyoroti siapa sebenarnya yang bertanggung jawab secara hukum atas kejadian ini.
“Ini sangat memalukan karena selama bertahun-tahun terjadi transaksi keuangan yang seharusnya tidak terjadi,” kata Rasmus Jarlov, menteri Bisnis Denmark, yang bertugas mengawasi jalannya industri perbankan negara itu, dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters, 19 September 2018 waktu setempat.
Jarlov melanjutkan,”Banyak dari transaksi itu diperkirakan sebagai pencucian uang, dan itu tidak baik bagi Danske Bank.”
Investigasi independen atas Danske Bank mengungkap ada 15 ribu pelanggan yang melakukan 9,5 juta pembayaran dari 2007 hingga 2015. Nilai transaksi mencapai sekitar US$234 juta atau sekitar Rp3.5 triliun.
CEO Danske Bank, Thomas Borgen, mengatakan dia tidak bersalah dalam kasus ini namun mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggung-jawaban.
Sebelum menjabat sebagai CEO, Borgen pernah memegang kendali untuk operasi internasional Danske Bank termasuk Estonia antara 2009 – 2012.
Dalam jumpa pers, manajemen bank dari Denmark ini memaparkan kegagalan kepatuhan dan kontrol di tengah menguatnya desakan Uni Eropa untuk memberantas kejahatan finansial.
Gedung Danske Bank. Cips.org
Desakan ini muncul ditengah terungkapnya serangkaian skandal pencucian uang, yang telah menarik perhatian otoritas Amerika Serikat.
Saat ini, seperti dilansir Reuters, para investor prihatin apakah AS, yang telah mengenakan sanksi finansial kepada Rusia, juga bakal menghukum Denmark.
“Ini merupakan skandal pencucian uang terbesar dalam sejarah Eropa. Dan Danske Bank merupakan bank besar yang mengirim dolar ke seluruh dunia, saya pikir ini tentu saja akan mendapat perhatian dari otoritas AS,” kata Bill Browder, pendiri dan CEO Hermitage Capital Managemen, yang berkampanye anti korupsi di Rusia, kepada Reuters.
Komisaris Danske Bank, Ole Andersen, mengatakan jajaran manajemen tidak melanggar kewajiban hukum terkait kasus ini. Andersen juga mengatakan manajemen membuat kajian apakah peristiwa pencucian uang ini melanggar UU di Amerika Serikat. “Tapi dia menolak mengungkap hasil kajian itu ketika ditanya dalam jumpa pers,” begitu dilansir Reuters.
"Bank jelas telah gagal dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam hal ini," kata Andersen seperti dilansir Business Insider.
Harga saham Danske Bank sempat naik dua kali lipat sejak Borgen memimpin dari 2013 hingga Juli 2017. Tapi sejak itu harga saham bank terbesar Denmark ini tercukur sepertiga setelah tuduhan adanya transaksi mencurigakan terkait pencucian uang meningkat. Otoritas Denmar dan Estonia mulai menggelar investigasi kriminal soal ini.
“Ini sangat memalukan karena selama bertahun-tahun terjadi transaksi keuangan yang seharusnya tidak terjadi,” kata Rasmus Jarlov, menteri Bisnis Denmark, yang bertugas mengawasi jalannya industri perbankan negara itu, dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters, 19 September 2018 waktu setempat.
Investigasi independen atas Danske Bank mengungkap ada 15 ribu pelanggan yang melakukan 9,5 juta pembayaran dari 2007 hingga 2015. Nilai transaksi mencapai sekitar US$234 juta atau sekitar Rp3.5 triliun.
CEO Danske Bank, Thomas Borgen, mengatakan dia tidak bersalah dalam kasus ini namun mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggung-jawaban.
Sebelum menjabat sebagai CEO, Borgen pernah memegang kendali untuk operasi internasional Danske Bank termasuk Estonia antara 2009 – 2012.
Dalam jumpa pers, manajemen bank dari Denmark ini memaparkan kegagalan kepatuhan dan kontrol di tengah menguatnya desakan Uni Eropa untuk memberantas kejahatan finansial.
Gedung Danske Bank. Cips.org
Desakan ini muncul ditengah terungkapnya serangkaian skandal pencucian uang, yang telah menarik perhatian otoritas Amerika Serikat.
Saat ini, seperti dilansir Reuters, para investor prihatin apakah AS, yang telah mengenakan sanksi finansial kepada Rusia, juga bakal menghukum Denmark.
“Ini merupakan skandal pencucian uang terbesar dalam sejarah Eropa. Dan Danske Bank merupakan bank besar yang mengirim dolar ke seluruh dunia, saya pikir ini tentu saja akan mendapat perhatian dari otoritas AS,” kata Bill Browder, pendiri dan CEO Hermitage Capital Managemen, yang berkampanye anti korupsi di Rusia, kepada Reuters.
Komisaris Danske Bank, Ole Andersen, mengatakan jajaran manajemen tidak melanggar kewajiban hukum terkait kasus ini. Andersen juga mengatakan manajemen membuat kajian apakah peristiwa pencucian uang ini melanggar UU di Amerika Serikat. “Tapi dia menolak mengungkap hasil kajian itu ketika ditanya dalam jumpa pers,” begitu dilansir Reuters.
"Bank jelas telah gagal dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam hal ini," kata Andersen seperti dilansir Business Insider.
Harga saham Danske Bank sempat naik dua kali lipat sejak Borgen memimpin dari 2013 hingga Juli 2017. Tapi sejak itu harga saham bank terbesar Denmark ini tercukur sepertiga setelah tuduhan adanya transaksi mencurigakan terkait pencucian uang meningkat. Otoritas Denmar dan Estonia mulai menggelar investigasi kriminal soal ini.
Credit tempo.co