CB, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali menempatkan militer khusus untuk mengatasi demonstran di ibukota Moskow.
Tim khusus yang dinamai Cossack diaktifkan kembali oleh Putin di Moskow untuk pertama kalinya sejak seabad lalu. Pada masanya, Cossack dikenal gerombolan preman kejam.
Seperti dilansir Independent pada 13 Mei 2018, Cossack pertama kali diketahui keberadaannya pada awal bulan ini ketika sekelompok kecil massa melakukan demonstrasi di alun-alun kota. Demonstran itu memprotes perlakuan tidak adil pemerintahan Putin terhadap pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Para demonstran menemukan tentara Cossack mengambil posisi di
alun-alun. Mereka membentuk formasi tidak teratur sebelum mengamankan
para pengunjuk rasa satu per satu, beberapa menggunakan cambuk kulit
tradisi Cossack.
Secara total, Cossack yang mirip polisi anti hura-hara tetapi dari kalangan militer itu, menangkap 719 orang di Moskow pada aksi yang berlangsung pada 5 Mei 2018. Beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit.
Beberapa pengamat menyebut keberadaan Cossack menunjukan Putin kini semakin agresif terhadap oposisi yang jumlahnya tidak banyak.
"Cossack memiliki reputasi buruk di ibukota," kata mantan penasihat Kremlin, Gleb Pavlovsky. “Orang-orang ingat bagaimana mereka digunakan melawan mahasiswa dan kaum intelektual dalam perjuangan menuju revolusi.”
Dalam hukum Rusia, kelompok Cossack dapat membantu polisi dalam mengwasi publik. Tetapi ini adalah pertama kalinya sejak masa pra-revolusi mereka telah dikerahkan di ibukota.
Cossack dahulunya terkenal akan aksi reperesifnya yang brutal terhadap demonstran anti-pemerintahan pada era revolusi Soviet. Sempat dinonaktifkan, Cossack kembali muncul pada 1995 setelah runtuhnya Uni Soviet, namun dibatasi di wilayah-wilayah konflik yang jauh dari ibukota Rusia.
Vladimir Putin diduga akan mengandalkan Cossack dalam menjaga keamanan perhelatan akbar Piala Dunia 2018 di Rusia.
Tim khusus yang dinamai Cossack diaktifkan kembali oleh Putin di Moskow untuk pertama kalinya sejak seabad lalu. Pada masanya, Cossack dikenal gerombolan preman kejam.
Seperti dilansir Independent pada 13 Mei 2018, Cossack pertama kali diketahui keberadaannya pada awal bulan ini ketika sekelompok kecil massa melakukan demonstrasi di alun-alun kota. Demonstran itu memprotes perlakuan tidak adil pemerintahan Putin terhadap pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Secara total, Cossack yang mirip polisi anti hura-hara tetapi dari kalangan militer itu, menangkap 719 orang di Moskow pada aksi yang berlangsung pada 5 Mei 2018. Beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit.
Beberapa pengamat menyebut keberadaan Cossack menunjukan Putin kini semakin agresif terhadap oposisi yang jumlahnya tidak banyak.
"Cossack memiliki reputasi buruk di ibukota," kata mantan penasihat Kremlin, Gleb Pavlovsky. “Orang-orang ingat bagaimana mereka digunakan melawan mahasiswa dan kaum intelektual dalam perjuangan menuju revolusi.”
Dalam hukum Rusia, kelompok Cossack dapat membantu polisi dalam mengwasi publik. Tetapi ini adalah pertama kalinya sejak masa pra-revolusi mereka telah dikerahkan di ibukota.
Cossack dahulunya terkenal akan aksi reperesifnya yang brutal terhadap demonstran anti-pemerintahan pada era revolusi Soviet. Sempat dinonaktifkan, Cossack kembali muncul pada 1995 setelah runtuhnya Uni Soviet, namun dibatasi di wilayah-wilayah konflik yang jauh dari ibukota Rusia.
Vladimir Putin diduga akan mengandalkan Cossack dalam menjaga keamanan perhelatan akbar Piala Dunia 2018 di Rusia.
Credit TEMPO.CO