MOSKOW
- Kelompok pertama pesawat tempur dan tentara Rusia mulai meninggalkan
Suriah pada hari Selasa (12/12/2017). Hengkangnya kontingan militer
Moskow ini sesuai perintah Presiden Vladimir Putin.
Pemimpin Kremlin itu mengumumkan penarikan kontingen militer Rusia saat kunjungan kejutan di Pangkalan Udara Khmeimim di Provinsi Latakia, Suriah, Senin pagi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, sekelompok batalion militer Rusia untuk Distrik Militer Selatan tiba dengan dua pesawat kargo di Kota Makhachkala, Kaukasus Utara, Dagestan.
Kementerian itu juga merilis sebuah video yang menunjukkan kepergian pesawat tempur saat fajar; diikuti oleh para personel militer. Mereka disambut para pejabat dan kerabat ketika mendarat di Rusia.
Pesawat-pesawat tempur Moskow mulai menjalankan misi tempur melawan kelompok militan di Suriah pada 2015 atas permintaan Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan batalion militer Moskow dikirim ke Suriah pada bulan Desember 2016 untuk menjaga keamanan di zona de-eskalasi.
Para petugas batalion tersebut mengawal lebih dari 1.700 konvoi kemanusiaan dan memastikan keamanan warga sipil selama misi kemanusiaan berlangsung.
Pesawat militer pertama yang kembali dari misi Suriah adalah pesawat pengebom Tu-22M3, pesawat peringatan dini dan pesawat udara Beriev A-50. Pesawat pengebom jarak jauh mendarat di pangkalan udara rumah mereka di wilayah Kaluga, Rusia, setelah berhenti sebentar di Ossetia Utara dalam perjalanan dari Suriah.
”Petugas penerbangan berhasil menyelesaikan tugas untuk melakukan serangan terhadap objek teroris di Republik Arab Suriah,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Russia Today. Kementerian ini tidak menjelaskan berapa banyak pesawat Tu-22M3 yang tiba di pangkalan tersebut.
Sedangkan pesawat A-50 tiba di Ivanovo, Rusia, di mana pilotnya diberi ucapan selamat atas kinerja mereka yang dinilai berhasil.
Sesuai perintah Putin, sebanyak 25 pesawat, pasukan khusus Rusia, polisi militer dan tim sapper harus meninggalkan Suriah. Kontingan militer itu telah membantu pasukan pemerintah Assad dalam melawan kelompok teroris Islamic State atau yang dikenal sebagai ISIS sejak September 2015.
Pada tanggal 6 Desember lalu, Staf Umum Rusia menyatakan bahwa wilayah Suriah sudah terbebas dari ISIS, dengan menyatakan bahwa semua unit teroris ISIS di negara tersebut telah dihancurkan.
Setelah penarikan tersebut, Rusia tetap akan terus menggunakan Pangkalan Udara Khmeimim dan pelabuhan Tartus di Suriah. Tujuannya, untuk memberikan dukungan teknis bagi Angkatan Laut Rusia dan Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah yang akan terus bekerja.
Pemimpin Kremlin itu mengumumkan penarikan kontingen militer Rusia saat kunjungan kejutan di Pangkalan Udara Khmeimim di Provinsi Latakia, Suriah, Senin pagi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, sekelompok batalion militer Rusia untuk Distrik Militer Selatan tiba dengan dua pesawat kargo di Kota Makhachkala, Kaukasus Utara, Dagestan.
Kementerian itu juga merilis sebuah video yang menunjukkan kepergian pesawat tempur saat fajar; diikuti oleh para personel militer. Mereka disambut para pejabat dan kerabat ketika mendarat di Rusia.
Pesawat-pesawat tempur Moskow mulai menjalankan misi tempur melawan kelompok militan di Suriah pada 2015 atas permintaan Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan batalion militer Moskow dikirim ke Suriah pada bulan Desember 2016 untuk menjaga keamanan di zona de-eskalasi.
Para petugas batalion tersebut mengawal lebih dari 1.700 konvoi kemanusiaan dan memastikan keamanan warga sipil selama misi kemanusiaan berlangsung.
Pesawat militer pertama yang kembali dari misi Suriah adalah pesawat pengebom Tu-22M3, pesawat peringatan dini dan pesawat udara Beriev A-50. Pesawat pengebom jarak jauh mendarat di pangkalan udara rumah mereka di wilayah Kaluga, Rusia, setelah berhenti sebentar di Ossetia Utara dalam perjalanan dari Suriah.
”Petugas penerbangan berhasil menyelesaikan tugas untuk melakukan serangan terhadap objek teroris di Republik Arab Suriah,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Russia Today. Kementerian ini tidak menjelaskan berapa banyak pesawat Tu-22M3 yang tiba di pangkalan tersebut.
Sedangkan pesawat A-50 tiba di Ivanovo, Rusia, di mana pilotnya diberi ucapan selamat atas kinerja mereka yang dinilai berhasil.
Sesuai perintah Putin, sebanyak 25 pesawat, pasukan khusus Rusia, polisi militer dan tim sapper harus meninggalkan Suriah. Kontingan militer itu telah membantu pasukan pemerintah Assad dalam melawan kelompok teroris Islamic State atau yang dikenal sebagai ISIS sejak September 2015.
Pada tanggal 6 Desember lalu, Staf Umum Rusia menyatakan bahwa wilayah Suriah sudah terbebas dari ISIS, dengan menyatakan bahwa semua unit teroris ISIS di negara tersebut telah dihancurkan.
Setelah penarikan tersebut, Rusia tetap akan terus menggunakan Pangkalan Udara Khmeimim dan pelabuhan Tartus di Suriah. Tujuannya, untuk memberikan dukungan teknis bagi Angkatan Laut Rusia dan Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah yang akan terus bekerja.
Credit sindonews.com