Senin, 11 Desember 2017

Liga Arab 'Buang' AS dari Negosiator Perdamaian Timteng


Para menteri luar negeri Liga Arab.
Para menteri luar negeri Liga Arab.


CB, KAIRO -- Liga Arab mengatakan, pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel berisiko menimbulkan kekerasan dan kekacauan di Timur Tengah. Langkah tersebut mengakhiri kenetralan AS dalam menghadapi salah satu isu paling sensitif di kawasan ini.

Para menteri luar negeri (menlu) Liga Arab mengatakan, AS tidak dapat lagi diandalkan sebagai perantara perdamaian Timur Tengah. Pernyataan yang diungkapkan oleh 22 negara, termasuk sekutu dekat AS, itu diumumkan setelah kekerasan dan demonstrasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza memasuki hari ketiga.

Para menlu juga menyepakati resolusi pada pukul 03.00 waktu setempat, setelah berjam-jam melakukan pembicaraan di Kairo. Resolusi ini didukung oleh sejumlah sekutu AS, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Yordania, yang telah menyuarakan keprihatinan mereka.

Dilansir di BBC, resolusi tersebut berbunyi:

1. AS telah menarik dirinya sebagai pendukung dan mediator dari setiap proses perdamaian Israel-Palestina, melalui keputusannya itu.

2. Langkah Trump memperparah ketegangan, memicu kemarahan, dan mengancam wilayah untuk mendapatkan lebih banyak kekerasan dan kekacauan.

3. Sebuah permintaan akan diajukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk langkah tersebut.

Israel selalu menganggap Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Sementara Palestina juga mengklaim Yerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel dalam perang 1967, sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka di masa depan.

Bagi Trump, keputusannya tersebut adalah bentuk pemenuhan janji kampanyenya. Dia mengatakan keputusan itu tidak lebih dari hanya sekedar pengakuan akan kenyataan. Namun dia terus menghadapi kritik keras atas keputusan tersebut.

Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/12), AS terisolasi setelah 14 anggota lainnya mengecam pernyataan Trump. Namun Duta Besar AS Nikki Haley menuduh PBB tidak memihak Israel dan mengatakan AS masih berkomitmen untuk menemukan kedamaian.

Pada Sabtu (9/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah mendengar banyak kecaman atas pengumuman bersejarah yang dilakukan Presiden Trump. Namun dia tidak mendengar adanya kecaman atas roket yang menembaki Israel.

Tiga roket ditembakkan ke arah Israel dari Gaza pada Jumat (8/12), yang menyebabkan Israel melakukan serangan udara balasan ke wilayah itu. Serangan Israel dilaporkan menargetkan fasilitas militer milik kelompok Hamas dan menewaskan dua anggotanya.

Di Israel utara, sebuah bus yang membawa penumpang Israel dilempari batu-batu saat melewati kerumunan masyarakat Arab dan tiga orang Israel dilaporkan terluka. Ribuan warga Palestina telah melakukan demonstrasi pada Jumat (8/12), bersama dengan demonstrasi solidaritas yang digelar di dunia Arab dan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya.




Credit  republika.co.id


Liga Arab Serukan Akui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina


Yerusalem Timur
Yerusalem Timur

CB, KAIRO -- Negara anggota Liga Arab menggelar pertemuan di Kairo, Mesir, Sabtu (9/12). Pertemuan ini diselenggarakan untuk membahas keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kotaIsrael.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan keputusan Trump tersebut jelas melanggar dan melawan hukum internasional. Disisi lain, pengakuan Trump terkait Yerusalem juga menimbulkan pertanyaan tentang keseriusan Washington dalam mendukung upaya perdamaian antara Palestina dan Israel.
Oleh sebab itu, Aboul-Gheit meminta agar seluruh negara menolak keputusan Trump. "Kami menyerukan kepada semua negara yang mendukung perdamaian untuk menolak keputusan presiden AS. Kami menganggap keputusan itutidak adil dan tidak dapat dibenarkan," katanya seperti dilaporkan laman Aljazirah.
Sebagai bentuk penentangan, ia pun menyerukan agar semua pihak mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. "Kami menyerukan kepada semua orang untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan YerusalemTimur sebagai ibu kotanya," ujar Aboul-Gheit.
Pada Rabu (6/12) Trump secara resmi mengumumkan bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AS menjadi negara pertama di duniayang mengakui kota suci umat Islam, Yahudi, dan Kristen itu sebagai ibu kotaIsrael.
Pengumuman Trump ini segera dikecam oleh berbagai negara.Hal ini karena keputusan Trump dinilai telah melanggar kesepakatan dan resolusiinternasional terkait Yerusalem.



Credit  republika.co.id