KUALA LUMPUR
- Pasukan Bersenjata Malaysia (ATM) siap untuk menjalankan tugasnya
terhadap masalah yang dihadapi di Yerusalem. Demikian pernyataan Menteri
Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein.
"Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan. ATM selalu siap, menunggu instruksi dari pimpinan puncak. Mari kita berdoa agar perselisihan ini tidak menimbulkan kekacauan," kata Hussein seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (11/12/2017).
Pada hari Rabu, Trump mengumumkan pengakuan Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Trump juga mengatakan bahwa Kedutaan Besar AS akan dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Perubahan dramatis dalam kebijakan Yerusalem di Washington memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki dan di seluruh dunia.
Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak keputusan Presiden AS Donald Trump untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Serangkaian konfrontasi meletus dalam aksi demonstrasi di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Sedikitnya empat orang tewas dalam bentrokan dan akibat serangan udara Israel. Sementara itu, Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa para pekerjanya telah merawat hampir 800 korab luka di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Pada hari Rabu malam, Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel. Ia pun telah mengarahkan Departemen Luar Negeri untuk bekerja memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dengan melakukan itu, ia telah mengadopsi narasi Israel bahwa kota suci adalah Ibu Kota yang terbagi, yang merupakan pelanggaran hukum internasional yang jelas.
Israel menduduki bagian barat Yerusalem pada tahun 1948 dan bagian timur pada tahun 1967. Negara Zionis ini mencaplok bagian timur pada awal tahun 1980-an. Masyarakat internasional masih memandang Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara Palestina masa depan.
Para pemimpin dunia telah mengutuk langkah Trump dan menekankan bahwa isu Yerusalem harus dipecahkan sebagai kesepakatan status akhir.
"Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan. ATM selalu siap, menunggu instruksi dari pimpinan puncak. Mari kita berdoa agar perselisihan ini tidak menimbulkan kekacauan," kata Hussein seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (11/12/2017).
Pada hari Rabu, Trump mengumumkan pengakuan Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Trump juga mengatakan bahwa Kedutaan Besar AS akan dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Perubahan dramatis dalam kebijakan Yerusalem di Washington memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki dan di seluruh dunia.
Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak keputusan Presiden AS Donald Trump untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Serangkaian konfrontasi meletus dalam aksi demonstrasi di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Sedikitnya empat orang tewas dalam bentrokan dan akibat serangan udara Israel. Sementara itu, Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa para pekerjanya telah merawat hampir 800 korab luka di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Pada hari Rabu malam, Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel. Ia pun telah mengarahkan Departemen Luar Negeri untuk bekerja memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dengan melakukan itu, ia telah mengadopsi narasi Israel bahwa kota suci adalah Ibu Kota yang terbagi, yang merupakan pelanggaran hukum internasional yang jelas.
Israel menduduki bagian barat Yerusalem pada tahun 1948 dan bagian timur pada tahun 1967. Negara Zionis ini mencaplok bagian timur pada awal tahun 1980-an. Masyarakat internasional masih memandang Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara Palestina masa depan.
Para pemimpin dunia telah mengutuk langkah Trump dan menekankan bahwa isu Yerusalem harus dipecahkan sebagai kesepakatan status akhir.
Credit sindonews.com