Selasa, 12 Desember 2017

Kebakaran Dahsyat California Hancurkan 1.000 Bangunan


Kebakaran Dahsyat California Hancurkan 1.000 Bangunan
Kebakaran dahsyat di California menghancurkan 1.000 bangunan dan melahap lebih dari 200 hektar wilayah di California. Foto/Istimewa


CALIFORNIA - Satu minggu setelah Thomas Fire mengamuk, ribuan petugas pemadam kebakaran berhasil membuat beberapa kemajuan. Menurut pihak pemadam kebakaran, California Fire, mereka berhasil menjinakkan 20% dari kebakaran yang luasnya lebih besar dari New York itu.


Tapi itu hanya satu dari enam kebakaran utama yang membakar negara bagian tersebut, yang telah menghancurkan lebih dari 1.000 bangunan seperti dikutip dari CNN, Selasa (12/12/2017).

Perkembangan terakhir mencatat Thomas Fire telah membakar lebih dari 230 hektar di wilayah Ventura dan Santa Barbara. Catatan ini membuat Thomas Fire merupakan kebakaran terbesar kelima dalam sejarah California modern. Meski begitu kondisi kebakaran saat ini jauh lebih baik daripada akhir pekan lalu.

Otoritas terkait di California sendiri telah memperpanjang 'peringatan bendera merah' untuk wilayah Los Angeles dan Ventura sampai Rabu malam. Itu berarti kondisi cuaca di lokasi kebakaran akan sangat berbahaya karena angin kencang dan kelembaban rendah.

Hingga saat ini sebanyak 93.243 orang berada di bawah perintah evakuasi wajib di wilayah Ventura dan Santa Barbara pada Senin sore, kata petugas pemadam kebakaran Thomas County. Sementara korban tewas berjumlah satu orang. Pihak berwenang percaya bahwa Virginia Pesola (70) dari Santa Paula, meninggal dalam kecelakaan saat mencoba menyelamatkan diri dari kebakaran. Mayatnya ditemukan Rabu lalu.


Credit  sindonews.com

Kebakaran California Lebih Luas dari Jakarta-Bandung


Kebakaran California Lebih Luas dari Jakarta-Bandung
Kebakaran di California telah menyebar hingga melebihi luas gabungan DKI Jakarta dan Bandung. (AFP Photo/Kyle Grillot)


Jakarta, CB -- Satu pekan berlalu, kebakaran hutan dan lahan di California masih menyulitkan ratusan pemadam kebakaran yang ditugaskan untuk menanganinya.

Dengan luas 93 ribu hektare di Ventura dan Santa Barbara, Kebakaran Thomas kini menjadi kebakaran hutan terbesar di sejarah modern California. Angka tersebut lebih besar dari luas gabungan DKI Jakarta (66,150 hektare) dan Bandung (16,770 hektare).

Itu juga berarti kebakaran telah menyebar hingga lebih luas dari New York City (78.900 hektare) dan petugas baru berhasil mengendalikan 15 persen dari daerah yang terbakar. Demikian disampaikan badan perlindungan kebakaran CAL FIRE pada Selasa (12/12).


Kondisi api membaik jika dibandingkan akhir pekan lalu, tapi angin masih terus berembus dengan kecepatan 30-60 kilometer per jam, kata meteoroligs Taylor Ward.

Siaga merah untuk sebagian besar Los Angeles dan Ventura diperpanjang hingga Senin malam, kata Badan Cuaca Nasional. Artinya, peningkatan kondisi api diperkirakan akan terjadi akibat angin kencang dan kelembaban rendah.

Sekitar 94.607 orang terpaksa dievakuasi di Ventura dan Santa Barbara pada Minggu, sementara jumlah korban tewas tetap berada di angka satu. Otoritas meyakini Pesola (70), warga Santa Paula, meninggal dunia dalam kecelakaan di jalan saat melarikan diri dari kebakaran.

Sebanyak 1.000 bangunan rusak karena kebakaran itu. Sementara api berlalu ke daerah baru dari hari ke hari, warga yang sempat dievakuasi hanya bisa melihat puing rumahnya saat sudah diperbolehkan pulang.

David Karian menggunakan sapu untuk mengais sisa-sisa dari puing rumah orang tuanya yang hangus di Ventura.

"Tidak banyak, tapi jika ada beberapa hal yang bisa membantu mereka mengingat masa lalunya, maka itulah hal yang saya coba lakukan," ujarnya kepada CNN. "Inilah yang saya cari ... kenangan bertahun-tahun lamanya."

Konsulat Jenderal RI di Los Angeles menyatakan tidak ada warga Indonesia yang jadi korban kebakaran hutan tersebut.
"Tidak ada laporan WNI yang terkena dampak kebakaran sejauh ini," ucap pejabat Penerangan Sosial dan Budaya, Endang Patricia Wirawan, kepada CNNIndonesia.com.



Credit  cnnindonesia.com


Kebakaran California Lebih Luas Dibanding New York City


Kebakaran California Lebih Luas Dibanding New York City
Kebakaran California Lebih Luas Dibanding New York City. (Reuters)


CALIFORNIA - Kebakaran paling menghancurkan di California, Thomas Fire, terus menghanguskan wilayah yang lebih luas dibandingkan New York City.

Thomas Fire di Ventura dan Santa Barbara telah merusak 930 km persegi atau 570.000 hektar pada pekan lalu. Kebakaran itu semakin tak terkendali akibat angin kencang. Thomas Fire menjadi kebakaran kelima terbesar dalam sejarah California setelah meluas lebih dari 50.000 acre per hari. Kebakaran itu mengakibatkan 90.000 rumah dan bisnis tak mendapat aliran listrik.

Kebakaran itu kini mengancam wilayah pantai sehingga warga diperintahkan segera mengungsi. Para petugas pemadam menyatakan mereka baru dapat mengendalikan 15% kebakaran tapi kemudian berkurang menjadi hanya 10% kebakaran saat api terus meluas.

“Ini kebakaran yang mengancam, tapi kami memiliki banyak orang yang bekerja sangat cerdas untuk dapat mengendalikannya,” papar Kepala Kepolisian Santa Barbara Bill Brown, dikutip BBC, kemarin.

Operasi pemadaman terhalang oleh banyak faktor mulai dari angin kering yang berhembus kendang, lokasi kebakaran dan medan pegunungan yang menyulitkan para petugas pemadam. “Ini tempat yang sangat sulit untuk mengatasi kebakaran. Ini sangat berbahaya dan memiliki catatan sejarah banyak korban dalam beberapa tahun,” ungkap analis di Departemen Perlindungan Kebakaran California Tim Chavez.

Kebakaran lain di California sebagian besar masih dapat dikendalikan tapi 200.000 orang diperintahkan mengungsi dari rumahnya dan sekitar 800 bangunan telah hancur sejak 4 Desember. Perintah evakuasi telah dikeluarkan untuk wilayah Carpinteria, dekat Hutan Nasional Los Padres, 160 km baratlaut Los Angeles.

Perkiraan cuaca menyatakan, kecepatan angin diperkirakan meningkat pada siang hari dan berkurang pada malam hari. Departemen pemadam kebakaran lokal mengunggah gambar dinding api yang mendekati rumah-rumah di pinggiran Carpinteria pada Minggu (10/12) pagi.

Aktor Rob Lowe yang tinggal di Santa Barbara menulis tweet bahwa dia berdoa kotanya selamat dari kebakaran saat api terus mendekat. “Para petugas pemadam sangat berani. Dapat pergi segera. Berkemas untuk evakuasi sekarang,” tweet Lowe.

Kebakaran di California itu juga mengancam daerah elit Montecito yang banyak dihuni para selebritas, termasuk Oprah Winfrey. Penulis lagu pemenang penghargaan Emmy, Emmy Leikin, juga diperintahka nmengungsi dari rumahnya di Montecito pada Minggu (10/12) pagi. Dia hanya membawa telepon seluler, obat-obatan, kacamata dan beberapa butir apel.

Leikin, 74, mengaku tidak tahu kondisi rumahnya sekarang. “Tidak ada yang berarti apapun jika itu terkait keamanan Anda,” ungkapnya.

California telah menghabiskan waktu tujuh hari lalu untuk mengatasi kebakaran liar. Enam kebakarna bear dan kebakaran kecil lainnya terjadi sejak Senin (4/12) malam di selatan California.

Thomas Fire terjadi dekat Thomas Aquinas College dan sejauh ini menjadi kebakaran terbesar di California. Thomas Fire menyapu puluhan ribu acre hanya dalam waktu beberapa jam, diperkuat oleh cuaca ekstrem termasuk kelembabab yang rendah, angin kencang dan lahan yang kering.

Otoritas telah mengeluarkan waspada ungu atau level peringatan tertinggi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mendeklarasikan keadaan darurat. 

Gubernur California Jerry Brown menyebut situasi sekarang adalah normal baru. “Kebakaran dapat terjadi setiap tahun atau setiap beberapa tahun akibat perubahan iklim,” katanya.

Banyak pihak khawatir kebakaran akan merugikan industri pertanian bernilai miliaran dolar di California.

Saat ini sekitar 5.000 warga tetap dalam perintah evakuasi di dua komunitas yakni dekat Santa Barbara dan 160 km baratlaut Los Angeles. Sebanyak 15.000 rumah di sana terancam kebakaran.

Kebakaran kali ini mengakibatkan korban tewas yang lebih sedikit dibandingkan pada Oktober lalu di California Utara yang menewaskan lebih 40 orang. Hingga pekan lalu, hanya satu perempuan berusia 70 tahun yang dilaporkan tewas akibat kecelakaan mobil saat dia mengungsi dari Ventura. Meski demikian ada sedikitnya 46 ekor kuda balap yang mati akibat kebakaran di San Diego.



Credit  sindonews.com


Politikus: Kebakaran California karena Trump Tidak Takut Tuhan


Politikus: Kebakaran California karena Trump Tidak Takut Tuhan
Gubernur California Jerry Brown dan Presiden Donald Trump

CB, Jakarta - Gubernur California, Jerry Brown, menyalahkan Presiden Donald Trump atas kebakaran hutan terburuk di Amerika Serikat. Menurutnya, kebakaran hebat yang melanda wilayah negara bagian yang dipimpinnya karena Trump menunjukkan sikap seakan tidak takut dengan Tuhan.
"Saya tidak berpikir bahwa Presiden Trump takut pada Tuhan, takut akan murka Allah, yang membuat seseorang bisa menjadi lebih rendah hati," kata Brown.

Dalam pernyataan yang diberikan pada Minggu, 11 Desember 2017 itu, Brown menuding murka Tuhan terjadi setelah Trump menarik diri dari upaya kampanye perubahan iklim.

Brown mengatakan langkah Trump menarik diri dari Paris Climate Agreement 'berkontribusi' terhadap bencana di Southern California, yang kini memasuki pekan kedua.
Paris Climate Treaty dianggap banyak orang sebagai upaya untuk memperlambat pemanasan global.
Sampai kemarin, ratusan ribu penduduk di daerah Ventura, Los Angeles, dan San Diego dan beberapa kota terdekat dievakuasi ke daerah yang aman.
Media lokal melaporkan petugas pemadam kebakaran menghadapi kesulitan dalam mengendalikan kebakaran hutan, yang diperparah oleh cuaca panas dan angin kencang. Api menyebar dengan cepat setelah angin kencang dan angin seperti Santa Ana di California selatan bertiup ke daerah utara California menuju Pasifik.
Brown termasuk di antara segelintir politisi Negeri Uncle Sam yang berjanji untuk tetap melakukan perang melawan perubahan iklim bahkan setelah Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan iklim Paris, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak baik untuk negara.
Pada Juni, Trump membuat kejutan saat membuat keputusan untuk meninggalkan perjanjian iklim Paris, yang diikuti n195 negara lain di dunia.
Sebagai catatan, Amerika Serikat tidak pernah mengadopsi kesepakatan iklim sebelumnya, termasuk Protokol Kyoto 1997, yang tampaknya mempengaruhi kredibilitas dan penguasaannya terhadap emisi karbon. Trump mengikuti keputusan ini.



Credit  TEMPO.CO